Bisnis.com, JAKARTA --Salah satu pendiri Partai Golkar, Suhardiman membeberkan ketidaksukaanya pada sosok Aburizal Bakrie alias Ical yang tak lain adalah Ketua Umum Partai Golkar.
Suhardiman mengatakan Ical banyak mementingkan urusan pribadi ketimbang partai dalam setiap langkah politiknya. Perolehan suara pada Pileg 2014 merupakan bukti kegagalan Ical dalam menakhodai partai berlambang beringin itu.
"Saya pernah sarankan agar Ical jangan maju jadi Presiden, mending jadi king maker saja. Tapi dia tetap maju. Hasilnya seperti ini. Saya malu," katanya ketika ditemui di kediamannya di Jalan Kramat Batu, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2014).
Partai Golkar merupakan salah satu partai besar di Indonesia dan kerap menjadi langganan pemenang partai peserta pemilu. Tetapi pada Pileg 2014, suaranya hanya meraih 14,75%.
Ical sempat merapat pada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla namun tidak jadi dan beralih mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Langkah politik tersebut disebut menjatuhkan harga diri Partai Golkar yang besar itu. Pencapresan Ical dinilai sia-sia.
Langkah gegabah lain, lanjut Suhardiman, Ical kerap melanggar AD/ART partai yang salah satunya memecat kader dengan sembrono.
Untuk itu, dia menyarankan agar Partai Golkar menggelar Munaslub atau Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk segera melengserkan Ical dari posisi Ketua Umum.
Caranya, kata Suhardiman, para kader yang dipecat dan mendapat ancaman pemecatan gara-gara mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla agar berkonsolidasi dengan mengumpulkan dosa-dosa politik Ical.
Hal itu, diduga akan membawa Partai Golkar menjadi lebih baik kembali. "Saya sangat prihatin sebagai pendiri Golkar."
Suhardiman sendiri mengaku lebih mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla alias Jokowi-JK pada Pilpres 2014 yang berlangsung 9 Juli nanti.