Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Pokok: Masyarakat Diminta Tak Panik Berbelanja Jelang Ramadan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat meminta masyarakat tidak panik berbelanja kebutuhan pokok menjelang Ramadan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat meminta masyarakat tidak panik berbelanja kebutuhan pokok menjelang Ramadan.

Disebutkan bahwa kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan terjadi akibat perilaku konsumen yang gemar berbelanja dalam jumlah besar atau panic buying.

Kepala Disperindag Jabar Fery Sofwan Arief mengatakan panic buying kerap terjadi karena tren belanja masyarakat meningkat jelang Ramadan.

Dia menjelaskan kondisi ini memicu permintaan terhadap suatu barang dan otomatis akan membuat harga terkerek naik.

Untuk menekan panic buying, katanya, Disperindag Jabar gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan kebutuhan bahan pokok karena ketersediaan di pasar aman untuk Jabar.

"Dari dulu hingga sekarang konsumen masih menganggap bahwa awal Ramadan adalah waktu yang tepat untuk berbelanja kebutuhan pangan dalam jumlah besar," kata Fery kepada Bisnis, Selasa (24/6/2014).

Fery mengatakan, pihaknya akan terus mensosialisasikan pada konsumen soal tidak perlunya melakukan panic buying.

Apalagi terdapat 680 pasar tradisional dan 2.900 ritel modern yang menyediakan keperluan masyarakat Jabar setiap saat.

"Kesiapan pasar menyediakan barang tidak perlu menjadi kekhawatiran, namun perilaku konsumen yang kerap menyetok bahan pangan malah mendorong pedagang jadi spekulan,” kata Fery.

Fery mencontohkan, kenaikan harga di pasar justru menjadi persoalan bagi petani di sentra-sentra produksi seperti pantauan di Cianjur dan Sukabumi.

Para petani mengaku harga jual ke pedagang turun karena suplai sedang melimpah baik dari dalam provinsi maupun luar Jabar.

Menyikapi hal tersebut, Disperindag Jabar mendorong kabupaten dan kota menggelar operasi pasar khusus komoditas pertanian yang harganya amat fluktuatif.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat menyatakan tingkat konsumsi masyarakat pada bahan kebutuhan pokok naik signifikan pada awal Ramadan.

Ketua Aprindo Jawa Barat Hendri Hendarta mengatakan indikasi akan melonjaknya permintaan sudah mulai terasa dengan meningkatnya kunjungan masyarakat ke pasar ritel untuk melihat informasi harga.

“Dari tahun ke tahun, bulan Ramadan memang menjadi momentum yang berkontribusi besar terhadap pendapatan para pengusaha ritel,” katanya.

Dia memperkirakan permintaan terhadap komoditas pokok seperti beras, daging sapi, daging ayam, dan cabai bahkan akan meningkat 3 kali lipat dibanding hari-hari biasanya.

Para pengusaha ritel telah mengantisipasi hal tersebut dengan cara menambah pasokan dan memesan produk ritel jenis fast moving untuk memenuhi meningkatnya permintaan sekaligus mencegah kelangkaan produk dari pasaran.

Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat tidak setuju jika pemerintah menyatakan panic buying yang kerap terjadi jelang Ramadan.

Wakil Ketua Apindo Jabar Ari Hendarmin mengatakan panic buying itu hanya dugaan pemerintah yang menilai banyaknya permintaan tidak sebanding dengan stok kebutuhan pokok yang ada.

"Semestinya pemerintah jauh-jauh hari bisa memetakan bagaimana stok kebutuhan pokok itu disediakan, sehingga saat jelang Ramadan harga akan relatif stabil. Jadi, mereka anggapnya hal ini merupakan panic buying, saya tidak setuju," katanya.

Ari menilai selama ini pemerintah setiap tahunnya selalu mendadak dengan menyediakan stok kebutuhan Ramadan, sehingga menimbulkan harga kebutuhan pokok yang cukup melonjak tajam.

Selain itu, pengawasan kebutuhan pokok yang dilakukan saat ini terlalu mendadak karena dikhawatirkan oknum tidak bertanggungjawab melakukan penimbunan barang.

"Kami ingin setiap tahun penyediaan stok kebutuhan pokok serta pengawasan harus intensif dilakukan setiap bulan. Karena hal ini sangat mempengaruhi inflasi," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper