Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTEMUAN G20: Rusia Berharap Tak Berubah Jadi G19

Meski sempat ditolak kehadirannya di G8, Rusia memastikan untuk hadir ke perhelatan ekonomi akbar G20 yang akan digelar di Brisbane, Australia pada November mendatang. Rusia tak berharap G20 berubah menjadi G19.
Ilustrasi -Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) menyambut Presiden AS Barack Obama pada pertemuan G20 di Constantine Palace, di Strelna dekat St. Petersburg, Rusia (5/9/2013)./Reuters/Grigory Dukor
Ilustrasi -Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) menyambut Presiden AS Barack Obama pada pertemuan G20 di Constantine Palace, di Strelna dekat St. Petersburg, Rusia (5/9/2013)./Reuters/Grigory Dukor

Bisnis.com, JAKARTA -- Meski sempat ditolak kehadirannya di G8, Rusia memastikan untuk hadir ke perhelatan ekonomi akbar G20 yang akan digelar di Brisbane, Australia pada November mendatang. Rusia tak berharap G20 berubah menjadi G19.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y.Galuzin mengungkapkan absennya Rusia dalam pertemuan G8 sama sekali tidak mempengaruhi keanggotaan Negeri Beruang Merah ini di G20. Sementara, jika Rusia dikeluarkan dari G20, maka hal itu dinilainya sebagai hal yang sungguh tidak adil.

“Pertemuan G8 itu informal, justru G20 itulah yang merupakan organisasi formal. Mereka [negara Barat] tidak memiliki hak untuk mendepak Rusia,” tekan Galuzin di Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Sebelumnya, anggota G8 yaitu Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Jepang, Kanada, Inggris, Rusia, dan Italia sepakat untuk mengadakan pertemuan di Sochi, Rusia. Tetapi, pertemuan itu batal digelar akibat ketidaksetujuan ketujuh anggota G7 terhadap aksi Rusia yang menginvasi Krimea dari Ukraina.

Sebagai gantinya, G7 menggelar pertemuannya tanpa Rusia, pertama kalinya sejak 1998, di Brussels, Jerman.

Krisis Ukraina memang belum bisa dikatakan selesai, setelah Krimea resmi bergabung dengan Rusia. Meningkatnya dukungan pro-Rusia di perbatasan Ukraina-Rusia semakin menambah panasnya ketegangan.

Bahkan, AS dan Uni Eropa tengah menimbang untuk menjatuhkan sanksi tambahan untuk menghukum aksi Rusia yang dianggap telah melanggar kedaulatan dan hak asasi manusia.

Ditanya kemungkinan adanya istilah G19 akibat ketegangan di perbatasan timur Ukraina, Galuzin berharap hal itu tidak terjadi. Pasalnya, tindakan untuk mengeluarkan Rusia dari G20 sangat tidak beralasan dan tidak adil.

“Jika itu terjadi, maka tindakan itu sangat tidak bertanggung jawab. Saya optimistis G20 akan tetap digelar dan Rusia akan terlibat di dalamnya,” ungkapnya.

Rusia sendiri merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia. CIA World Factbook menyebutkan produk domestik bruto Rusia mencapai US$2,55 triliun pada tahun lalu. Belum lagi, Rusia bersama tiga negara bekas Uni Soviet yaitu Kazakhstan, Belarus, dan Kyrgyztan.

Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), gabungan produk domestik bruto (PDB) blok Eurasian itu mencapai US$2,48 triliun pada 2013.

“Rencananya, pada tahun depan, Armenia akan bergabung dengan blok Eurasian secara resmi,” tambah Galuzin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper