BISNIS.COM, Jakarta—Sedikitnya 15 orang yang terdiri dari petani dan buruh yang tinggal di Karawang, Jawa Barat mengalami luka dan sebagian lagi ditangkap akibat dugaan pemukulan dan tembakan peluru karet aparat keamanan terkait konflik agraria di wilayah tersebut.
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat sedikitnya sepuluh buruh mengalami luka-luka, satu petani terkena tembakan dan empat petani ditangkap aparat keamanan. Dugaan penyerangan itu dilakukan dengan meriam air, gas air mata hingga peluru karet.
Aksi menolak eksekusi itu dilakukan oleh Aliansi Menolak Eksekusi Telukjambe Karawang, yang terdiri dari gabungan organisasi sipil, petani, buruh dan mahasiswa. Mereka adalah Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Serikat Petani Karawang (SEPETAK), Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Wilayah Jakarta, Lembaga Bantuan Hukum Street Lawyer, BEM UNSIKA, dan Aliansi Buruh Karawang.
"Mengutuk keras tindakan kebrutalan dan kekerasan aparat kepolisian yang mengakibatkan jatuhnya korban di kalangan buruh, petani dan mahasiswa," kata Iwan Nurdin, Sekjen KPA, dalam keterangannya, Selasa (24/6/2014).
KPA mencatat sejumlah nama korban pada pihak buruh:
1. Gilang
2. Anas
3. Irwan
4. Deni
5. Maulana
6. Rudi Panda
7. Odin Liana
8. Marsono
9. Egi
10. NB Tary
Luka tembak di pihak petani
1. Mustofa Bisri
Petani yang ditangkap:
1. Uki
2. Marta
3. Hasyim
4. Kana
Terkait dengan hal itu, aliansi itu mendesak agar penyelesain konflik agraria yang terjadi di Karawang dilakukan secara menyeluruh oleh pemerintah. Mereka juga mendesak pertanggungjawaban di jajaran pemerintah lokal.
"Mendesak pemerintah pusat untuk mengambil tindakan tegas kepada aparat baik kepolisian maupun Pengadilan Negeri Karawang yang melakukan eksekusi lahan cacat hukum," papar Iwan.