NEW DELHI – Pemerintah India meningkatkan tarif kereta api untuk penumpang dan kargo, sebagai realisasi rencana Perdana Menteri Narendra Modi untuk memangkas subsidi.
Sebelumnya, Modi telah menegaskan ia akan mengambil langkah apapun untuk menjaga kesehatan fiskal negara perekonomian terbesar ketiga di dunia tersebut.
Kementerian Transportasi India pada Jumat (20/6) menyampaikan per 25 Juni mendatang, tarif penumpang akan meningkat 14,2% dan tarif kargo naik 6,5%. Pemerintahan sebelum Modi pun sempat merencanakan hal yang sama, dan mengatakan perubahan tarif transportasi merupakan hak prerogatif pemerintah selanjutnya.
Peningkatan tarif saat ini menjadi isu politik yang cukup sensitif di India, karena ditetapkan di tengah kondisi masyarakat yang masih memprihatinkan. Sebanyak 70% dari populasi India, masih berpenghasilan di bawah US$2 per hari.
Menanggapi fakta itu, Modi berjanji akan segera mendisiplinkan fiskal untuk mencegah penurunan tingkat kredit, dan menggairahkan kembali perekenomian India yang lesu pada satu dekade terakhir.
Nomura Holdings Inc dan KR Choksey Shares & Securities Ltd menilai langkah Modi ini akan mendingkrak penghasilan kereta api dan tidak berpengaruh signifikan pada inflasi.
“Ini merupakan langkah cerdas. Selain meningkatkan pendapatan kereta api sehingga dapat berekspansi, kenaikan tarif juga dapat membantu menyeimbangkan neraca perekonomian.,” kata direktur manajer KR Choksey, Deven Choksey di Mumbai.
Menurutnya, tarif harus ditingkatkan mengingat harga bahan bakar juga naik, seperti batu bara dan diesel. Langkah ini tidak akan membawa efek negatif besar pada perekonomian.