Bisnis.com, JEPANG -- Perusahaan-perusahaan Jepang meningkatkan cadangan kas mereka hingga ke level tertinggi pada kuartal pertama lalu.
Hal itu menegaskan kegagalan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang selama 1,5 tahun terakhir berupaya mendorong pertumbuhan dengan memicu produksi.
Laporan yang dirilis Bank of Japan (BOJ) menunjukkan cadangan kas dan deposito perusahaan nonfinansial Jepang meningkat 4,1% menjadi yen232 triliun atau senilai US$2,3 triliun per akhir Maret lalu.
Di saat yang sama, pinjaman perusahaan dari bank berada di level terendah sejak akhir kuartal 2012. Di sisi lain, rumah tangga menahan lebih dari setengah aset mereka juga berbentuk tunai dan deposito.
Perusahaan Jepang cenderung enggan menggunakan cadangan dana mereka untuk proyek internal. Kondisi ini memaksa PM Abe untuk lebih berusaha menggenjot potensi pertumbuhan Jepang melalui tahap ketiga program Abenomics.
Ekonom Credit Agricol SA, Kazuhiko Ogata menyampaikan perusahaan dan rumah tangga masih belum sepenuhnya percaya pada program Abenomics.
Abe telah menunjukkan ia dapat mendorong ekonomi dengan mengimplementasikan strategi pertumbuhan, dan BOJ mungki harus berupaya lagi untuk meningkatkan sentimen, kata Ogata.
Selain persoalan pertumbuhan, kecenderungan perusahaan Jepang untuk menjaga cadangan kas mereka memaksa PM Abe untuk mencari cara lain menyiasati deflasi yang telah 15 tahun membelit Negeri Sakura.