Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Membaik, PDB Rusia Bakal Direvisi ke Atas

Rusia berpeluang untuk merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menyusul melemahnya laju perlambatan investasi.

Bisnis.com, STAVROPOL, Rusia—Rusia berpeluang untuk merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menyusul melemahnya laju perlambatan investasi.

“Untuk saat ini, proyeksi kami adalah 0,5% tahun ini, tapi kemungkinan besar direvisi naik pada September mendatang,” kata Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev di Stavropol, Kamis (19/6).

Data pemerintah menunjukkan investasi perusahaan Rusia, salah satunya adalah infrastrukutur pembangkit listrik, merosot sejak tahun lalu dan semakin terpuruk, setelah penjatuhan sanksi oleh Amerika Serikat dan Eropa.

Meskipun belum ada data pasti terkait investasi pada Mei tahun ini, Ulyukayev meyakini adanya sinyal bahwa perlambatan investasi mulai mereda. Investasi korporasi Rusia turun 2,7% year-on-year (yoy).

“Siklus penurunan mulai melambat, walaupun kami masih berada di zona negative. Mulai sekarang, seharusnya data nanti akan menunjukkan tren pertumbuhan,” ucapnya optimistis.

Produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,9% pada kuartal I/2014 year-on-year (yoy), turun dibandingkan 2% pada kuartal IV/2013. Penurunan tersebut diakibatkan oleh seretnya konsumsi domestik dan investasi.

Sebelumnya, bank sentral Rusia memperkirakan ekonomi Negeri Beruang Merah ini akan terdongkrak 0,4% tahun ini, laju terlemah sejak resesi 2009. Lebih lanjut, ekonomi akan pulih secara lambat selama dua tahun ke depan, tumbuh 0,9% pada 2015 dan 1,9% pada 2016.

Untuk mengurangi risiko adanya instabilitas dan ketidakpastian ekonomi di tengah sanksi ekonomi, bank sentral terus memberlakukan pengetatan moneter dengan menjaga suku bunga acuan tetap di level 7,5%.

“Menjaga arah kebijakan moneter merupakan salah satu cara untuk memperlambat inflasi ke target jangka menengah. Inflasi sendiri diprediksi melambat mendekati target 5% tahun ini,” ungkap bank sentral tersebut dalam rilisnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper