Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kudus Pacu Iklim Investasi Kondusif

Pemerintah Kabupaten Kudus Jawa Tengah memacu investasi swasta melalui penerapan regulasi yang mendorong perwujudan iklim bisnis kondusif.

Bisnis.com, SEMARANG--Pemerintah Kabupaten Kudus Jawa Tengah memacu investasi swasta melalui penerapan regulasi yang mendorong perwujudan iklim bisnis kondusif.

Bupati Kudus Musthofa mengatakan Pemkab terus melakukan pembenahan melalui evaluasi produk hukum yang tidak sesuai untuk dikaji ulang menyesuaikan perkembangan daerah.

"Upaya ini dilakukan untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan perizinan. Mewujudkan iklim proinvestasi di daerah," jelasnya dalam workshop ekonomi mikro di Universitas Soegijapranata, Selasa (17/6/2014).

Musthofa menguraikan investasi daerah umumnya terkendala perizinan meski sudah ada kebijakan pengurusan satu pintu. Menurutnya, perizinan perlu ditarik menjadi satu wilayah kerja sehingga tidak perlu mendatangi dinas tertentu.

"Konsep perizinan satu pintu tetap kurang optimal, makanya semua di tarik dalam kekuatan peraturan bupati. Begitu pemodal datang semua di urus tidak berbelit," katanya.

Selain menarik sejumlah investor, penerapan kebijakan itu juga berpotensi memperkuat daya saing daerah bidang perdagangan dan jasa.

Lebih lanjut Musthofa menyebutkan investasi daerah juga di dukung pertumbuhan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sektor ini dipandang membutuhkan strategi pemberdayaan agar mampu bersaing dalam pasar era persaingan pasar yang semakin ketat.

Data pelaku usaha di Kabupate Kudus menunjukkan sektor perdagangan mencakup hotel dan restoran masih berada di bawah pertanian meliputi peternakan, perikanan, dan kehutanan serta di atas sektor industri pengolahan.

"Ke depan sektor perdagangan, jasa dan industri golongan mikro menengah perlu diperkuat apalagi tahun ini tercatat ada 13.659 unit naik dari 13.593 pada 2013."

Terpisah, Walikota Semarang Hendrar Prihadi berupaya mewujudkan wilayahnya sebagai kota perdagangan dan jasa dengan mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas produk UMKM.

"Sektor manufaktur sudah kuat, saatnya memberdayakan UMKM dengan dukungan sarana dan permodalan, akses pasar dan pelatihan, juga gerakan bangkit 1.000 koperasi," katanya.

Saat ini pengembangan UMKM dilakukan melalui pendekatan di lima klaster meliputi kelompok bandeng, batik, pengolahan pangan, kerajinan, dan pariwisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper