Bisnis.com, BAGHDAD -– Pendudukan yang dilakukan gerilyawan ISIL yang mengundang mobilisasi warga Irak serta cara kelompok Kurdi mengambil kesempatan membuat bayang-bayang perang etnis kembali mengepung Irak, negeri yang pernah dipimpin Saddam Husein.
Gerilyawan ISIL yang menduduki Mosul dan Tikrit dilaporkan sempat melakukan parade dan unjuk kekuatan dengan menerbangkan dua helikopter.
Di Mosul, yang memiliki populasi hampir mencapai 2 juta penduduk, sebelum peristiwa baru-baru memaksa ratusan ribu warganya mengungsi, saksi melihat pasukan ISIL menerbangkan dua helikopter selama parade. Demikian dilaporkan Reuters, Kamis (12/6/2014 waktu setempat atau Jumat (13/6) WIB.
Tidak jelas siapa pilot di balik helikopter rampasan itu, tapi warga Sunni yang bertugas di pasukan Saddam telah bergabung dengan kelompok gerilyawan yang dipimpin seseorang yang diidentifikasi sebagai mantan pengikut al–Qaeda pimpinan Osama bin Laden.
Televisi negara memperlihatkan apa yang dikatakan sebagai cuplikan udara rudal menembak pesawat Irak pada sasaran pemberontak di Mosul. Target bisa dilihat meledak di awan hitam.
Sementara itu, di bagian selatan Irak, para gerilyawan memperluas wilayah serangan mereka ke kota-kota yang hanya berjarak tempuh sekitar satu jam perjalanan dari ibu kota, di mana milisi Syiah memobilisasi diri dan membuat pertumpahan darah etnik dan sektarian pada 2006-2007 berpotensi terulang kembali.
Truk yang membawa relawan Syiah berseragam bergemuruh menuju garis depan untuk membela Baghdad.
Di sisi lain, kisruk yang terjadi dimanfaatkan kelompok etnis Kurdi di utara Irak, yang dikenal sebagai Peshmerga, mengambil alih pangkalan militer di Kirkuk yang dikosongkan oleh tentara.
"Seluruh Kirkuk telah jatuh ke tangan Peshmerga," kata juru bicara Peshmerga, Jabbar Yawar.
"Tidak ada tentara Irak di Kirkuk sekarang," ujarnya.
Kurdi telah lama bermimpi mengambil Kirkuk dan cadangan minyak yang besar di wilayah itu. Mereka menganggap kota, di luar wilayah otonomi mereka, sebagai ibu kota bersejarah mereka.
Unit pasukan Peshmerga yang jumlahnya tak berimbang dengan pasukan pemerintah Irak bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan.
The swift move by their highly organised security forces to seize full control demonstrates how this week's sudden advance by ISIL has redrawn Iraq's map - and potentially that of the entire Middle East, where national borders were set nearly a century ago as France and Britain carved up the Ottoman empire.
Gerakan yang sangat terorganisir untuk merebut kontrol penuh menunjukkan bagaimana serangan mendadak dari ISIL telah mengubah peta Irak.
Sejak Selasa, pejuang ISIL berpakaian hitam telah menduduki Mosul dan Tikrit, kota asal Saddam Hussein, dan kota-kota lain dan kota-kota di utara Baghdad. Tentara telah menghilang sebelum serangan itu terjadi, mereka meninggalkan markas dan senjata bantuan pemerintah Amerika Serikat. Video online menunjukkan barisan ratusan atau mungkin ribuan pasukan tanpa seragam yang berbaris di bawah penjagaan dekat Tikrit.
Sumber-sumber keamanan dan polisi mengatakan militan Sunni sekarang mengendalikan bagian dari kota Udhaim, 90 km (60 mil) utara Baghdad, setelah sebagian besar pasukan militer meninggalkan posisi mereka.
"Kami sedang menunggu bala bantuan, dan kami bertekad untuk tidak membiarkan mereka mengambil kendali," kata seorang perwira polisi di Udhaim.
"Kami khawatir para teroris itu sedang berupaya untuk memotong jalan raya utama yang menghubungkan Baghdad utara," lanjutnya.
ISIL dan sekutunya menguasai Falluja pada awal tahun ini. Kota itu terletak hanya 50 km sebelah barat dari kantor Perdana Menteria Irak Nouri al-Maliki.