Bisnis.com, JAKARTA--Produksi Industri China meningkat 8,8% pada Mei, mengindikasikan langkah Perdana Menteri Le Keqiang untuk menstabilkan perekonomian menunjukkan hasilnya.
Biro Statistik Nasional China, Jumat (13/6) mempublikasikan kinerja industri China tersebut meningkat dari peningkatan bulan April, yaitu sebesar 8,7%.
Penjualan ritel meningkat 12,5%, terdorong oleh percepatan inflasi. Adapun investasi aset tetap selama Januari-Mei meningkat 17,2%.
Sebelumnya, analis mengestimasi investasi aset tetap periode Januari-Mei meningkat 17,2% setelah peningkatan 17,3% pada empat bulan pertama tahun ini, sedangkan penjualan ritel Jepang sebelumnya diestimasikan meningkat 12,1%.
Ekonom senior Credit Agricole SA, Dariusz Kowalczyk menyampaikan data tersebut mengonfirmasi aktivitas ekonomi China mulai stabil, meski hanya dinilai dari sektor manufaktur.
“Sayangnya, penjualan rumah terkontraksi tajam, menggarisbawahi perlambatan berlanjut pada sektor real estat yang dapat berisiko pada pertumbuhan,” kata Kowalczyk di Hong Kong.
Laporan ini juga mungkin mendorong pemimpin China untuk mempertahankan langkah-langkah mini –stimulus untuk mencegah perlambatan ekonomi.
Beberapa hal yang masih harus diperhatikan pemerintah China adalah masih lemahnya pasar properti, risiko yang dapat ditimbulkan oleh perbankan bayangan, dan risiko dari rekam utang yang buruk. Beberapa hal ini menahan skala pertumbuhan China.