Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Keuangan Indikasikan Pemulihan Utang Perusahaan Jepang

Neraca keuangan perusahaan-perusahaan Jepang berada pada level terbaiknya, setelah upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menggenjot nilai pinjaman dan pengeluaran bagi perusahaan, pascakrisis finansial.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA- Neraca keuangan perusahaan-perusahaan Jepang berada pada level terbaiknya, setelah upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menggenjot nilai pinjaman dan pengeluaran bagi perusahaan, pascakrisis finansial.

Berdasarkan data kompilasi Mizuho Securities Co pada data Kementerian Keuangan, rasio utang terhadap ekuitas perusahaan Jepang, termasuk industri jasa dan keuangan, jatuh ke level 0,8 kali dalam tiga bulan awal 2014, terendah sejak 1960, seperti dikutip Bloomberg.

Perusahaan Jepang juga telah memangkas utang berbunga (interest-bearing debt) mereka senilai 44,2 triliun yen atau setara US$433 miliar, di saat mereka meningkatkan belanja modal hanya senilai 1,3 triliun yen.

Analis kredit Mizuho Securities, Satoko Terasawa menyampaikan pada dasarnya skema Abenomics cenderung menginginkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk meningkatkan utang mereka dan menggunakan uang untuk mendorong pertumbuhan.

Namun perusahaan Jepang sudah jera dengan lilitan utang yang baru saja menimpa mereka ketika Lehman bangkrut, kata Terasawa.

Hal tersebut membuat perusahaan-perusahaan Jepang tak ingin lagi meminjam dana ke bank jika menghadapi krisis finansial.

PM Abe ingin belanja perusahaan meningkat dengan alasan agar perusahaan dapat menimbun keuntungan lebih tinggi, sehingga upah dapat disesuaikan dengan pengeluaran rumah tangga yang tergerus akibat inflasi.

Data Kementerian Tenaga Kerja menunjukkan per April, upah pekerja Jepang tidak sejalan dengan laju inflasi. Upah reguler seperti upah lembur dan bonus menurun 0,2% dibanding saat yang sama setahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper