Bisnis.com, SEMARANG--Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta pada triwulan I/2014 tumbuh 5,14% didukung sektor pertanian dan bangunan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Arief Budi Santoso menguraikan laju perekonomian itu lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,32% (yoy).
"Produksi pertanian cukup baik karena cuaca dan musim kondusif. Meningkatnya produksi pangan mendorong peningkatan subsektor perdagangan antardaerah," jelasnya, Rabu (11/6/2014).
Faktor pendorong pertumbuhan yang lain, ujarnya, masih didorong terjaganya daya beli masyarakat seiring kenaikan upah di awal tahun. Selain itu tercatat ada kegiatan investasi dan pembiayaan domestik.
Sejalan dengan laju perekonomian, kegiatan usaha perbankan di DIY di triwulan pertama tahun ini juga menunjukkan perkembangan positif.
"Aset perbankan DIY tumbuh 17% yoy dari 16,5% triwulan sebelumnya, LDR 65% dan NPL 2,2%," katanya.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II/2014 diperkirakan antara 5,5% - 6% yoy melebihi capaian triwulan sebelumnya.
Pada periode triwulan kedua ini pertumbuhan diperkirakan terdorong konsumsi rumah tangga dan sektor perdagangan, hotel serta restoran.
Selanjutnya untuk tekanan inflasi di Kota Yogyakarta pada triwulan ini diperkirakan 6% - 6,5%.
Risiko tekanan inflasi terdampak kebijakan kenaikan TDL pada sektor usaha besar, libur tahun ajaran baru dan persiapan menjelang hari raya serta penyelenggaraan Pilpres.