Bisnis.com, JAKARTA -- Kota Palembang dan Surakarta dipilih Kementerian Lingkungan Hidup bersama GIZ Jerman sebagai pilot project kegiatan inventarisasi emisi beban pencemaran udara.
Deputi II Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Karliansyah mengatakan tujuan kegiatan menginventarisasi emisi beban pencemaran udara agar pemerintah kota menjadikan kegiatan itu sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan dan strategi pengendalian pencemaran udara perkotaan.
Dia mengatakan jumlah kendaraan di Indonesia akan bertambah dua kali lipatnya dari kondisi sekarang ini.
"Sektor transportasi merupakan sumber pencemar udara dan gas rumah kyang penting di perkotaan. Hasilnya berdasarkan data 2010, kontribusi emisi partikel halus dari sektor transportasi 50%-70% dari total emisi partikel halus," kata Karliansyah dalam siaran pers, Rabu (11/6/2014).
Sementara itu, menurutnya, sekitar 75% total emisi gas-gas berbahaya bagi kesehatan. Adapun sumber emisi pencemar partikel halus lainnya adalah industri, rumah tangga, komersial dan lain-lain. Lalu GRK dari sektor transportasi di perkotaan adalah sekitar 23% dari total GRK.
"Manfaat yang baik diperoleh melalui pengelolaan transportasi yang baik dapat menurunkan kepadatan atau kemacetan lalu lintas, meningkatkan pelayanan," ujarnya. Selain kedua kota tersebut, program akan dilanjutkan di Surabaya, Malang, Denpasar, Yogyakarta, Batam, dan Banjarmasin.