Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFLASI SUMBAR Tinggi, Simak Penyebabnya

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menuding larinya beras ke provinsi tetangga sebagai penyebab utama inflasi di provinsi itu
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menuding larinya beras ke provinsi tetangga sebagai penyebab utama tingginya inflasi di provinsi itu.

Sumbar, kata dia, sebenarnya surplus produksi beras, yang ditopang oleh alokasi dana pertanian hingga 7% dari APBD provinsi bersangkutan. Badan Pusat Statistik Sumbar menyebutkan produksi padi berdasarkan angka sementara 2013 mencapai 2,43 juta ton gabah kering giling.

Namun, inflasi di Sumbar sempat mencapai 10,87% pada 2013, di atas inflasi nasional yang 8,38%. Padahal, nyaris tidak ada hambatan transportasi antarkabupaten/kota di provinsi itu.

"Ternyata kami menjual beras kami ke provinsi tetangga sehingga kami kekurangan. Kami bekerja habis-habisan untuk rakyat di luar Sumbar. Riau menjadi penerima beras terbesar kami," katanya dalam Seminar Nasional Laporan Perekonomian Indonesia 2013 yang digelar Bank Indonesia, Senin (9/6/2014).

Akibatnya, beras menjadi inflatoar utama di samping cabai, bawang merah dan bawang putih.

Irwan mengatakan pemprov sejauh ini tidak dapat mencegah perdagangan beras antarprovinsi yang menurutnya sebenarnya merugikan masyarakat. Pasalnya, pembelian oleh pedagang dari luar provinsi kerap dilakukan dengan sistem ijon.

"Apakah dibolehkan gubernur melarang komoditasnya ke luar dari provinsinya?" katanya di depan Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo.

"Bolehkah di setiap jembatan timbang, kendaraan yang mengangkut beras dilarang?"

Di sisi lain, sebelumnya Menteri Perdagangan M. Lutfi mengeluhkan ego tiap daerah yang melarang komoditas pangan tertentu ke luar dari wilayahnya dengan alasan mengamankan stok (Bisnis, 21/5/2014).

Dia menyebut salah satu provinsi di Jawa menahan gula kristal putih agar tak ke luar dari wilayah bersangkutan. Akibatnya, provinsi lain kekurangan pasokan hingga menyebabkan harga gula melejit dan terpaksa mencari solusi jangka pendek dengan mengimpor.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper