Bisnis.com, JAKARTA -- Mantan Menteri Keuangan era orde baru Ali Wardhana mengungkapkan, saat dirinya baru menduduki jabatan menteri keuangan, dia dipanggil "menteri ingusan" oleh media karena baru berusia 39 tahun.
“Sebuah surat kabar di Jakarta selalu memberitakan saya dengan sebutan menteri ingusan. Setiap hari diberitakan menteri ingusan lakukan apa,” ungkapnya saat menerima penghargaan Wirakarya Adhitama dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Financial Hall, Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Saat itu, kata dia, Departemen Keuangan diisi pejabat-pejabat yang sudah berusia tua di atas 50 atau 60 tahun.
Jelas hal itu memunculkan keanehan, sebab menteri keuangan yang masih muda memimpin pakar-pakar yang jarak usianya terpaut jauh.
Dia menilai saat itu ada semacam ketidakpercayaan pada dirinya yang masih muda untuk mengurusi ekonomi dan keuangan negara yang belum stabil.
Tetapi pelan-pelan dia membuat berbagai terobosan, seperti mengerem hyper inflation dalam waktu dua tahun 1966-1968.
Setahun kemudian, laju inflasi 650% mampu diturunkan menjadi 112%, lalu turun lagi pada 1968 menjadi 85%, dan turun drastis setahun berikutnya dengan hanya 10%.
Selain itu, selama 15 tahun memimpin Departemen Keuangan, pria kelahiran Solo 6 Mei 1928 itu memperkenalkan strategi disiplin fiskal APBN yang berhasil memanfaatkan ‘rezeki uang minyak’ selama periode oil boom 1973-1982 bagi penguatan pembangunan nasional dan berhasil menghindarkan Indonesia dari dampak negatif the Dutch disease.
“Tetapi menteri ingusan itu akhirnya jadi menteri keuangan paling lama. Belum ada yang menandingi sampai sekarang,” ujar Ali Wardhana disambut tawa audiens.
Setelah menjabat menteri keuangan (1966-1983), Ali Wardhana dipercaya Presiden Soeharto memegang jabatan Menteri Koordinator Ekonomi, Industri dan Pengawasan Pembangun selama 5 tahun.