Bisnis.com, JAKARTA -- Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat mengharapkan luasan lahan kelapa sawit mencapai 1,5 juta hektare pada 2025 dapat tercapai. Hingga 2014, luasan lahan telah menyentuh 1,2 juta hektare.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar, Budi Setiawan, mengatakan prediksi penggunaan lahan menjadi pendorong peningkatan produksi kelapa sawit di Kalbar karena memiliki prospek sebagai biofuel atau bahan bakar terbarukan.
"Selain untuk konsumsi juga sebagai bahan bakar di masa depan. Produksi sawit melebihi tingkat komsumsinya dan mampu memenuhi ekspor CPO [crude palm oil]," kata Budi kepada Bisnis.com di Pontianak, Senin (2/6/2014).
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar tercatat 21 Juli 2013, produksi kelapa sawit pada 2012 mengalami kenaikan mencapai 1.007.985 per ton/tahun dengan luasan areal 1.060.251 ha dari 2011 sebanyak 967.626 per ton/tahun dengan luasan 880.767 ha.
Dia mengatakan produksi CPO yang surplus maka kelapa sawit Kalbar bisa ekspor. Komposisi konsumsi domestik dan ekspor, lebih lanjut katanya, antara 40% dan 60%.
Menurutnya, produksi kelapa sawit Kalbar masih di bawah Riau dan Sumatera Utara yang memiliki smelter pengolahan hilirisasi.
Hal itu, tambahnya, karena Kalbar baru memiliki dry port yaitu pelabuhan darat di Badau (Kabupaten Kapuas Hulu) - Lubuk Antu (Serawak-Malaysia) sebagai jalur resmi ekspor CPO selain di Sajingan (Kabupaten Sambas).