Bisnis.com, JAKARTA - Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra berkicau panjang lebar tentang banyak hal terkait hiruk pikuk dunia perpolitikan nasional.
Melalui akunnya di Twitter, Yusril memposting sebanyak 46 pernyataannya dari soal potensi kevakuman kekuasaan jika pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Budiono,tidak dilantik tepat waktu pada 20 Oktober 2014,hingga sindiran terhadap calon presiden Joko Widodo (Jokowi).
Berikut kutipan lengkap pernyataan Yusril:
- Negara ini kini sy sebut sebagai "Negara Apa Boleh Buat" karena sistemnya tdk mampu menangkal kebuntuan konstitusional, bila itu terjadi.
- Sistem kita Presidensial. Walau tdk disebut tegas dlm UUD45, namun dpt dipahami bhw Presiden adalah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan
3. Presiden memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudah itu dapat dipilih lagi maksimum 1 periode
4. Jabatan Presiden SBY periode kedua akan berakhir 20 Oktober nanti. DPR, DPD dan MPR akan berakhir lebih awal 1 Oktober
5. Kalau masa bakti anggota DPR, DPD, MPR berakhir 1 Oktober nanti dan tdk dilantik yg baru, maka akan terjadi kevakuman 3 lembaga negara
6. Demikian jg jika 20 Oktober nanti tidak dilantik Presiden/Wakil Presiden baru, maka akan terjadi kevakuman kekuasaan pemerintahan negara
7. Kalau masa bakti DPR, DPD, MPR berakhir dan masa jabatan Presiden/Wapres habis, tdk ada yg berwenang memperpanjangnya
8. Beda dg sistem parlementer. Kalau PM mundur atau jatuh, parlemen bisa membentuk pemerintah sementara sampai selesai Pemilu baru
9. Raja, Ratu atau Presiden Konstitusional bisa mengesahkan PM sementara untuk memimpin pemerintahan transisi
10. Di zaman Orla dan awal Orba, MPRS bisa berfungsi sebagai MPR sesungguhnya. MPRS bisa tunjuk Pejabat Presiden, bahkan memilih Prsesiden
11. Sekarang, setelah amandemen UUD 45, semua itu tidak bisa lagi. Masa jabatan berakhir tepat waktu, dan harus diganti tepat waktu pula
12. Akibat dari semua itulah, maka saya katakan negara kita sekarang ini adalah "Negara Apa Boleh Buat".
13. Istilah itu saya pinjam dari sahabat saya Tan Sri Ahmad Johan, seorang pengusaha penerbangan asal Malaysia
14. Dia bilang pada saya, kalau istri ada satu, jangan buat jadi dua. Tapi kalau sudah ada dua "apa boleh buaaaat" katanya terkekeh-kekeh
15. Bagi saya, lepas orang lain setuju atau tidak, Pemilu Legislatif 2014 ini adalah pemilu terburuk sepanjang sejarah reformasi.