Bisnis.com, JAKARTA - Perbedaan antar faksi di internal Partai Golkar dalam menyikapi Pemilu Presiden 2014 semakin tajam.
Satu faksi mendukung pasangan capres dan cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), di satu sisi faksi lainnya mendukung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Elit Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), salah satu organisasi pendiri Partai Golkar memilih mendukung pasangan Jokowi-JK.
"Sebagai pendiri SOKSI, saya sarankan seluruh jajaran SOKSI di seluruh Indonesia supaya mendukung Jokowi," kata Suhardiman, pendiri SOKSI.
Dia menjelaskan untuk menjadi pemimpin Indonesia sebagaimana ramalan Joyoboyo pada saat ini adalah Satrio Piningit yakni orang yang ditunggu-tunggu dengan ciri-ciri kepemimpinan yang berasal dari bawah.
Sebaliknya, elit Partai Golkar yang saat ini mengendalikan partai menegaskan mendukung penuh keputusan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
"Kami Dewan Pembina memutuskan sekaligus memperkuat putusan yang diambil dengan DPP Golkar yakni berkoalisi dengan Partai Gerindra," kata Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Golkar, Akbar Tandjung.
Menurut Akbar, salah satu alasan Wantim menyetujui untuk berkoalisi dengan Prabowo-Hatta adalah adanya kesamaan visi dan misi Golkar dengan keduanya. Dan sosok Prabowo sudah tidak asing bagi partai Golkar.
Akbar juga mengingatkan akan ada sanksi bagi kader Golkar yang tidak patuh pada keputusan partai.
"Setiap kader partai harus patuh terhadap setiap kuputusan partainya dan jika tidak dipatuhi, maka akan ada sanksi yang menunggu". (ant/yus)