Bisnis.com, SINGAPURA—Penjualan rumah di Singapura melonjak ke level tertinggi selama 5 bulan terakhir seiring developer merilis proyek baru di tengah penurunan harga rumah.
Urban Redevelopment Authority (URA) mengumumkan penjualan rumah naik 55% menjadi 745 unit pada April tahun ini dari Maret lalu, level tertinggi sejak November tahun lalu. Cukup kontras jika dibandingkan dengan penurunan hingga 46% pada April tahun lalu.
Pada April tahun ini, penjualan rumah mengalami peningkatan signifikan akibat keberhasilan developer dalam mengambil keuntungan dari penurunan harga rumah.
“Ini merupakan perbaikan karena developer mampu menjual lebih banyak rumah pada April 2014. Selain itu, hal itu adalah pertanda positif karena mereka [developer] memangkas persediaan rumah yang tidak terjual,” ucap Nicholas Mak, Direktur Eksekutif SLP International Property Consultants di Singapura, Kamis (15/5/2014).
Masih berdasarkan data URA, beberapa developer yang mampu meningkatkan penjualannya antara lain MCL Land (Prestige) Pte. dan Allgreen Properties Ltd. MCL Land (Prestige) Pte menjual 210 dari 320 unit, sedangkan Allgreen Properties Ltd. berhasil menjual 125 dari 131 unit yang ada.
Harga rumah di Singapura merosot selama 2 kuartal berturut-turut seiring dengan pengetatan kredit sehingga meredam permintaan.
Sebelumnya, pemerintah memberlakukan pengetatan kredit sehingga kreditur harus mempertimbnagkan utang debitur. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak boleh melampui 60% rasio jasa pelayanan utang debitur. Akibatnya, pertumbuhan kredit perumahan hanya 7,9% pada maret 2014, laju terlemah sejak Juni 2007.