Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Keliling Bali: Provinsi Bali Undang Investor Yang Berminat

Pemerintah Provinsi Bali mengundang investor yang berminat untuk memodali pembangunan proyek infrastruktur kereta api keliling di Pulau Dewata tersebut.
Ilustrasi: Wisatawan di Pantai Sanur, Bali
Ilustrasi: Wisatawan di Pantai Sanur, Bali

Bisnis.com, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali mengundang investor yang berminat untuk memodali pembangunan proyek infrastruktur kereta api keliling di Pulau Dewata tersebut.

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika berharap investor yang berminat segera melakukan studi kelayakan sehingga pembangunannya dapat segera terealisasi.

"Ini kereta keliling Bali, jadi bisa sekaligus untuk membuka daerah yang terisolir, misalnya dalam satu hari bisa keliling, wisatawan dapat melihat pemandangan," jelasnya usai Rapat Koordinasi Regional Kementerian Lingkungan Hidup wilayah Bali dan Nusa Tenggara, di Sanur, Denpasar, Senin (12/5/2014).

Sebetulnya, Pemprov Bali, Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sudah menandatangani Mou pada 2010.

Tahap pra studi kelayakan sudah dibuat, tetapi karena tidak feasible atau layak akhirnya dibatalkan karena kebutuhan dananya mencapai Rp15 triliun. Bahkan, salah satu calon investor China Railways akhirnya mundur.

Pastika menegaskan, Pemprov Bali hingga saat ini masih berminat merealisasikan jalur kereta api. Pasalnya kereta api dapat mengurangi polusi dan sumber energinya menggunakan listrik. Selain untuk wisatawan, kereta tersebut diharapkan menjadi alat transportasi masyarakat Bali.

Diakuinya, pada awal tahun ini pihaknya belum bergerak menawarkan kepada investor karena masih berkaitan dengan pemilu. Menurutnya, pihaknya akan kembali menawarkan kepada KAI dan meminta BUMN tersebut memprakarsai studi kelayakan.

Nantinya, pembiayaan studi kelayakan dan pembangunan diserahkan kepada investor karena Pemprov Bali tidak memiliki anggaran besar untuk membangun.

Pastika menegaskan, karena dana yang dibutuhkan diperkirakan sangat besar, dia menawarkan investor membangun secara bertahap. Untuk tahap awal, misalnya rute Denpasar-Ubud, Gianyar karena dari sisi penumpang cukup padat.

"Kalau bisa feasibility study selesai tahun ini bagus, karena sempat terputus kan kerja samanya. Soal dananya tergantung KAI mau dapat duit dari mana," ujar Pastika.

Kepala Dinas Perhubungan Bali Ketut Artika menambahkan, rencana tersebut sudah masuk dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Menurut Artika, sosialisasi mulai dilakukan pada 2014, dan 2015 diharapkan studi kelayakan selesai.

Menurutnya, Pemprov Bali akan meminta bantuan pusat untuk realisasi proyek itu. Diakui Artika, salah satu kendala pembangunan infrastruktur proyek ini adalah topografi tanah di Bali Utara yang berupa pegunungan.

"Bisa disiasati dengan buat seperti jembatan. Intinya kami berharap proyek ini terealisasi karena memberikan multiplier effect besar bagi masyarakat," ujar Artika.

Wacana pembangunan kereta api di Bali sudah mengemuka sejak 2010. Bahkan pada 2011, Dirut KAI Ignasius Jonan sempat bertemu Pastika dan memaparkan konsep kereta apil berkecepatan mencapai 80 km/jam agar wisatawan dapat menikmati pemandangan.

Rencana awal, panjang rel kereta api Bali diperkirakan mencapai 560 km.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper