Bisnis.com, MALANG - Pemkab Malang, Jawa Timur, menargetkan tingkat rendemen tebu di wilayahnya bisa mencapai 8%-10% melalui peningkatan produksi dan mutu komoditas tebu.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, Tomie Herawanto, mengatakan sejumlah upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tebu tersebut adalah dengan melakukan bongkar ratoon.
“Pemakaian varietas unggul dan pemberdayaan dan penguatan kelembagaan petani tebu juga dilakukan. Dengan demikian, kami targetkan tahun ini tingkat rendemen bisa mencapai 8%-10 % dibandingkan tahun lalu 5%-6%,” kata Tomie di Malang, Selasa (6/5/2014).
Selain itu petani diharapkan bisa tebang awal pada April-Mei dan tebang tengah antara Juli-Agustus dan sebisa mungkin menghindari tebang akhir yakni antara Nopember-Desember karena sudah memasuki musim penghujan.
Pemkab juga memberikan bantuan berupa atraktor roda empat dan alat tebang dan muat tebu dari Kementerian Pertanian senilai Rp 5,760 miliar kepada delapan KUD yakni KUD Saribumi, Gondanglegi, Dampit, Kompas (Gedangan), Dau, Karangploso, Baru (Tajinan) dan KUD Kepanjen.
“Harapannya produksi dan produktifitas pertanian di Kabupaten Malang dapat meningkat secara signifikan,” jelas dia.
Potensi lahan tebu di Kabupaten Malang mencapai 76.000 hektare (ha). Dari jumlah itu baru 42.000 ha yang sudah dimanfaatkan petani untuk menanam tebu.
Kondisi tersebut membuat Kabupaten Malang dikenal sebagai salah satu sentra produksi tebu di Jawa Timur.
“Tebu cukup dominan di Kabupaten Malang. Karena itu produktivitasnya harus terus ditingkatkan. Sehingga rendemen akan ikut naik dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani tebu,” ujarnya.