Bisnis.com, JAKARTA - Koalisi antara capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto akan segera diputuskan. Namun ada kelemahan dari masing-masing figur tersebut.
Baik Prabowo maupun ARB sama-sama didikan Orde Baru yang memiliki sejarah kelam di Indonesia. Hal inilah yang diprediksi menjadi ganjalan karena masyarakat Indonesia sedikit trauma dengan rezim yang berkuasa selama 32 tahun itu.
"Dua orang ini sekolah di Golkar, sama-sama lahir dari rahim budaya politik di Golkar, orde barunya kuat," kata pengamat politik Pol Tracking Institute, Arya Budi kepada Bisnis.com, Selasa (6/5/2024).
Kelemahan lain, menurut Arya, adalah dua orang tersebut sama-sama memiliki dosa yang besar bagi Indonesia. Prabowo diduga terlibat dalam pelanggaran HAM 1997/1998 dan ARB dianggap sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap kasus lumpur Lapindo Sidoarjo.
"Prabowo dan ARB sama-sama memiliki dosa politik. Prabowo soal HAM, ARB soal bisnisnya (Lapindo). Perbedaan kubu Prabowo-ARB dan capres lain ya terletak di sini," tambahnya.
Menurut Arya, semua tergantung pada sikap politik masyarakat sebagai pemilih hak suara. Kuncinya adalah sejauh mana masyarakat bisa mencermati kekurangan dan kelebihan setiap figur termasuk Prabowo dan ARB.
"Tergantung apakah pemilih kita apa tetap atau move on. Apa masyarakat masih menginginkan militer atau move on [memilih capres lain]. Kalau dikotomi orde baru atau bukan saya kira tidak terlalu relevan, karena tergantung visi misinya," tutup Arya.