Bisnis.com, JAKARTA--Menlu AS, John Kerry, membantah bahwa dirinya pernah menyebut Israel sebagi "negara apartheid" menyusul perbedaan pendapat terkait sejumlah komentarnya pada sebuah pertemuan tertutup.
"Saya tidak percaya, tidak pernah saya menyatakan, secara terbuka atau tertutup, bahwa Israel merupakan sebuah negara apartheid atau bahwa negara itu berniat untuk menjadi seperti itu," kata Menlu AS sebagaimana dikutip situs berita aljazeera.com, Selasa (29/4/2014).
Sebelumnya munculnya seruan terhadap dirinya untuk mengundurkan diri atau setidaknya meminta maaf atas tuduhan terkait komentar itu.
Namun, Kerry, yang menyanksikan upayanya untuk menengahi perdamaian antara Israel dan Palestina berakhir buntu, tidak menunjukkan bahwa ia telah menggunakan pilihan kata itu. Pernyataan itu disampaikannya dalam pidato pada akhir pekan lalu di hadapan para pakar internasional dari Komisi Trilateral.
Dia mengakui bahwa dirinya sudah lama mengetahui bahwa kekuatan kata-kata akan menciptakan sebuah impresi yang salah. Dalam pernyataannya dia menyebutkan bahwa dalam jangka panjang, untuk memiliki sebuah negara Yahudi dan dua negara yang hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan adalah melalui solusi dua negara.
Dalam situs berita Daily Beast Kerry disebutkan dirinya telah memperingatkan bahwa "negara kesatuan akan berakhir, entah menjadi negara apartheid atau menjadi negara yang menghancurkan kemampuan Israel untuk menjadi sebuah negara Yahudi.