Bisnis.com, KUPANG – Umat Kristiani di Nusa Tenggara Timur khusuk merayakan tri hari suci Paskah sejak malam Rabu atau Kamis Putih dan dilanjutkan dengan Jumat Agung, lalu Sabtu Alleya.
Pastor Paroki Gereja Katolik St Yoseph Pekerja Penfui, RM Kornelis Usboko, Pr, mengatakan, Paskah bagi umat Kristiani sesungguhnya bukan hari perayaan biasa karena merupakan momentum dimana Yesus mempertaruhkan nyawanya, untuk menebus dosa-dosa umat manusia.
Untuk itu, perayaan Paskah sesungguhnya harus dirayakan dengan penuh rasa bersyukur atas pengorbanan Yesus yang telah merelakan jiwa dan raganya untuk menebus kesalahan manusia.
Ini ditandai dengan perayaan Malam Kamis Putih yang menggambarkan sikap dan peran para pengikut Yesus seperti tokoh Pilatus dan Rasul Yudas Iskariot.
Pilatus menentang kebenaran bahkan mengadili kebenaran demi mempertahankan jabatan dan kekuasaan. Sedangkan Yudas menjual kebenaran demi segepok uang 30 keping perak.
"Dua ribu tahun yang lalu, Pilatus mengambil keputusan menyerahkan Yesus Kristus, simbol kebenaran dari Allah untuk disalibkan orang Yahudi. Begitu juga Yudas Iskariot, menjual Yesus kepada orang Yahudi demi segepok uang," katanya.
Ia mengatakan, dua tokoh ini masih hidup di zaman moderen ini. Dalam praktik demi jabatan dan kekuasaan, orang bisa saja menindas dan mengadili kebenaran. Demi segepok uang, orang juga bisa saja menjual teman dan sahabatnya, bahkan menjual kebenaran.
Di sini umat, katanya, mesti belajar dari teladan Kristus, yaitu bersikap rendah hati dan penuh belas kasih, sebagaimana yang ditunjukkan Kristus saat membasuh kaki para muridnya.
"Saat membasuh kaki para muridnya, Kristus memberi teladan sebagai pemimpin yang rendah hati dan penuh belas kasih. Dua nilai ini menjadi inspirasi pelayanan kepada orang lain dan gereja. Pemimpin yang rendah hati dan suka melayani akan dihormati sepanjang zaman," katanya. (ant/yus)