Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapat jatah 30 bus angkutan massal dari Kementerian Perhubungan sebagai moda antara sebelum angkutan publik berbasis trem dan kereta monorel di Surabaya terealisasi.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur Wahid Wahyudi menguraikan kebutuhan transportasi massal bagi Surabaya dan kota penunjang di sekitarnya mendesak.
"Sebanyak 30 bus AC berkapasitas 50 orang itu diplot untuk Surabaya metropolitan [termasuk Sidoarjo dan Gresik], bila walikota dan bupati setuju akan direalisasi 2015," jelasnya, Kamis (17/4/2014).
Menurutnya, rencana Pemkot Surabaya membangun trem dan kereta monorel memerlukan waktu bisa sampai 5 tahun. Sehingga bus hibah dari pemerintah pusat bisa menjadi sarana awal mengatasi minimnya moda transportasi massal di sekitaran Surabaya saat ini.
Operasional bus hibah tersebut juga tidak memerlukan jalur khusus. Dengan teknologi di setiap lampu pengatur lalu lintas bus tidak perlu berhenti maka interval antarbus diharapkan sesuai dengan standar angkutan massal.
"Jadi kalau lampu perlintasan sedang merah maka saat bus mendekat bisa langsung hijau sehingga selisih antarbus bisa 15 menit," urainya.
Pemprov Jatim juga akan menyediakan anggaran pendukung seperti pembuatan shelter pemberhentian. Hanya semua itu nantinya bergantung pada persetujuan kepala daerah di Surabaya dan sekitarnya, utamanya terkait dengan integrasi antarmoda. mift