Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK TRANSPORTASI: 2015, Palembang Bangun Monorel

Proyek transportasi monorel di Palembang ditargetkan dapat mulai dibangun atau groundbreaking pada 2015 seiring selesainya beberapa persiapan yang disusun pemerintah daerah.

Bisnis.com, PALEMBANG - Proyek transportasi monorel di Palembang ditargetkan dapat mulai dibangun atau groundbreaking pada 2015 seiring selesainya beberapa persiapan yang disusun pemerintah daerah.

Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Musni Wijaya mengatakan dalam waktu dekat ini proyek akan ditenderkan.

"Targetnya awal 2015 groundbreaking. Sekarang persiapkan tendernya dulu yang rencananya dilakukan pada Agustus 2014,"katanya kepada wartawan, Senin (15/4).

Dia mengatakan untuk menuju pembangunan, pihaknya juga perlu melakukan persiapan lain, seperti inventarisasi lahan, kajian multibisnis dan kajian moda untuk monorel itu.

Musni optimistis tahapan pembangunan proyek itu bisa berjalan tepat waktu dan bisa jadi monorel pertama yang terealisasi di Indonesia. Pasalnya pemda mengklaim persiapan mereka sudah matang.

Berdasarkan catatan Bisnis, saat mega proyek senilai Rp5,5 triliun itu diwacanakan, Pemprov Sumsel awalnya menargetkan tender akan diberlakukan pada pertengahan 2013 sehingga pada pengujung tahun lalu proyek sudah mulai masuk masa konstruksi.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin menambahkan, monorel ditargetkan beroperasi pada 2017--2018.

Dia mengatakan Sumsel merupakan provinsi yang paling siap membangun proyek ini dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.

"Kami sudah siap FS dan beberapa kajian lain sehingga nanti pada Agustus sudah akan tender,"ujarnya.

Konsultan bidang keuangan PT True North Bridge (TNB) Capital selaku perencana keuangan proyek, Joko Sudibyo memastikan, semua masalah teknis sudah diselesaikan.

"Kami yakin proyek ini mampu menuntaskan kemacetan di Palembang yang memuncak pada 2019 mendatang,"katanya.

Disinggung mengenai tarif, menurut Joko, hal itu akan dibahas lebih lanjut dan sementara waktu masih menggunakan tarif yang lama.

Besaran tarif merupakan masalah yang krusial untuk pembangunan, pasalnya berdasarkan data awal tarif penumpang harus di atas Rp15.000 untuk mengembalikan nilai investasi dengan volume penumpang per hari di atas 90.000 orang.

Pendamping Bappenas RI untuk proyek ini Leni Maryouri menambahkan, dilihat dari populasi yang ada, Palembang memiliki 1,5 juta penduduk.

"Jumlah itu dinilai baik secara ekonomis. Masyarakat juga sepertinya mampu membayar tarif yang telah ditetapkan,"katanya.

Dia optimistis proyek dapat berjalan dengan baik lantaran dukungan yang tinggi dari pemerintah daerah setempat. Bahkan, Pemprov juga sudah membentuk tim teknis untuk pembangunan proyek ini.

"Kami prediksi ekonomi akan lebih bergerak. Sehingga, untuk tarif yang akan diterapkan tidak perlu dikhawatirkan karena tarif itu bisa dipecah-pecah sesuai jarak yang dilalui oleh penumpang itu sendiri,"katanya.

Untuk diketahui, ada empat koridor yang rencananya akan dibangun, melintasi jalan-jalan utama di wilayah Palembang. Koridor pertama, Masjid Agung-Jakabaring-Lingkar Selatan. Koridor dua, Jl Parameswara-Unsri Bukit Besar-Jl Kapten A Rivai-Jl Veteran-Jl Perintis Kemerdekaan-Jl RE Martadinata-Jl Mayor Zen. Untuk koridor tiga, Jl Demang Lebar Daun-Jl Basuki Rahmat-Jl R Sukamto-Jl Residen Abdul Rozak-Jl Patal Pusri.

Sedang koridor empat, Masjid Agung (Ampera)-Jl Jenderal Sudirman-Bandara SMB II. Yang ingin diwujudkan tahap awal ini yakni monorel dari Bandara SMB II menuju Masjid Agung sepanjang 15 km dan dari Masjid Agung menuju Jakabaring sekitar 10 km. Tiap rute nantinya ada dua ruas (double track).

Menurut rencana, dari fly over Polda, kereta akan belok ke kanan mengarah ke PS (Palembang Square) Mall, lalu ke Jl Kapten A Rivai, belok ke simpang Charitas, masuk lagi ke Jl Jenderal Sudirman, lalu Masjid Agung dan ke Jakabaring. Total ada sekitar 15 stasiun pemberhentian yang akan dibangun.

Menurut rencana, monorel digerakkan tenaga listrik. Asumsi, kebutuhan listrik per set kereta 15 ribu kW (kilo watt). Dengan biaya listrik per kWh US$0,10, maka dalam setahun, biaya listrik per sets kereta mencapai US$1.314.000. Atau, untuk empat set kereta monorel itu US$5,2 juta. Jika biaya pembangunan per km US$20 juta, untuk rute sepanjang 25 km membutuhkan dana US$500 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper