Bisnis.com, SINGAPURA--Euro melemah tehadap sebagian besar dari 16 mata uang utama, setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan Eropa membutuhkan stimulus moneter lebih lanjut.
Nilai tukar euro melemah 0,2% menjadi US$1,3852, setelah pekan lalu naik mencapai 1,3% yang merupakan kenaikan terbesar sejak 20 September 2013.
"Saya selalu mengatakan nilai tukar bukan merupakan target kebijakan, yang terpenting stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi," kata Draghi di Washington AS, Sabtu (12/4/2014).
Kebijakan tersebut diapresiasi oleh Gubernur Bank Perancis Christian Noyer dan Gubernur Bank Jerman Jens Weidmann yang mengatakan nilai tukar merupakan satu faktor dalam penilaian inflasi.
Sementara itu, Kepala Strategi Pasar IG Ltd. menilai pelemahan nilai tukar merupakan cara alami untuk menahan inflasi. "Pada dasarnya nilai tukar euro dipertahankan dilebel US$1,39," ujarnya kepada Bloomberg, Senin (14/4/2014).
Sebelumnya, euro sempat menyentuh level terkuat sejak Oktober 2013 yaitu di angka US$1,3967 pada 13 Maret. (Bloomberg)