Bisnis.com, BEIJING - Indeks harga produsen China pada Maret memperpanjang penurunan sementara inflasi harga konsumen masih di bawah target pemerintah. Indeks harga produsen turun 2,3%, sedangkan indeks harga konsumen berada di 2,4%.
Menurut Biro Statistik Nasional (NBS) pada Jumat (11/4/2014), indeks harga produsen meneruskan penurunan pada Februari sebesar 2% dan memperpanjang deflasi untuk bulan ke 25. Sementara itu, inflasi harga konsumen masih di bawah target pemerintah setahun penuh 3,5%.
“Inflasi masih sangat rendah di China dan pertumbuhan ekonomi masih terus menjadi perhatian. Tekanan pada bank sentral untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter akan meningkat,” kata Xu Gao, Kepala Ekonom Everbright Securities Co. di Beijing, Jumat (11/4/2014).
Deflasi harga produsen yang terus mendalam membuka ruang gerak yang luas bagi Perdana Menteri Li Keqiang untuk mengeluarkan kebijakan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, sementara itu, inflasi yang berada di bawah target, memberi ruang untuk peningkatan stimulus.
Inflasi harga konsumen yang diumumkan oleh NBS sejalan dengan perkiraan median para ekonom dalam survei Bloomberg News.Sementara itu, para analis juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi China kuartal I/2014 akan menjadi yang terlemah sejak 2009.
Menurut NBS, harga-harga makanan di China pada Maret tercatat naik 1,4% dari periode yang sama tahun lalu, sehingga berkontribusi sebesar 1,35% terhadap kenaikan harga konsumen, sementara itu, di lain sisi, inflasi non-makanan mencapai 1,5%, atau turun dari capaian Februari sebesar 1,6%.
“Deflasi indeks harga produsen yang berkepanjangan menunjukkan permintaan domestik lemah. Secara umum, harga komoditas internasional lebih tinggi dalam beberapa bulan, sehingga, mungkin akan mempermudah deflasi harga produsen pada kuartal kedua,” kata Ding Shuang, Ekonom Citigroup Inc. di Hong Kong.