Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BIJIH BESI Merosot Akibat Pasokan Berlimpah

Pemasok bijih besi terbesar di dunia, Australia, tercatat mengirimkan 504 kapal dari pelabuhan Hedland selama kuartal pertama 2014. Pengiriman melonjak 35% kepada pembeli terbesar, China, ketika persediaan sedang berlimpah.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.comMELBOURNE - Pemasok bijih besi terbesar di dunia, Australia, tercatat mengirimkan 504 kapal dari pelabuhan Hedland selama kuartal pertama 2014. Pengiriman melonjak 35% kepada pembeli terbesar, China, ketika persediaan sedang berlimpah.

Setelah perusahaan-perusahaan seperti BHP Billiton Ltd dan Rio Tinto Group memperluas kapasitas produksi guna memenuhi lonjakan permintaan baja, ekonomi China justru mengalami perlambatan dan menjadi yang terlemah sejak 1990, sehingga harga merosot 14% dalam 1 tahun terakhir.

“Pertumbuhan pasokan akan menyalip pertumbuhan permintaan pada tahun ini untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama. Anda akan melihat tanda-tanda surplus selama kuartal kedua,” kata Christian Lelong, Analis Komoditas Goldmand Sachs Group Inc., di Sydney, Kamis (10/4/2014).

Menurut Credit Suisse Group AG dan Standard Chartered Plc., penurunan harga dalam 1 tahun terakhir diperkirakan akan terus merosot setidaknya sebesar 16% pada paruh kedua 2014 hingga lebih rendah dari US$100 per metrik ton, dan menjadi level terendah sejak 2012.

Sementara itu, Cristian Lelong justru memprediksi harga rata-rata sebesar US$108 per metrik ton pada tahun ini akan terus tergerus hingga mencapai US$80 pada 2015. Pengiriman dari pelabuhan Hedland, Australia, telah melonjak 35% ke rekor tertinggi 90,4 juta ton pada kuartal pertama 2014.

Menurut otoritas pelabuhan, ekspor bijih besi ke China menyumbang 79% dari total keseluruhan ekspor, termasuk 27 juta ton pada Maret, dan menjadi pengiriman tertinggi yang pernah terjadi.

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) setidaknya dibutuhkan sekitar 1,6 ton bijih besi untuk memproduksi 1 ton baja yang akan digunakan pada industri mobil, peralatan dan bahan bangunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper