Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDB Kawasan OECD Tumbuh 1,5%

Kendati konsumsi swasta mulai terpacu pada 2013, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kawasan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) hanya mampu mencatatkan 1,5% pada tahun lalu.
Ilustrasi OECD
Ilustrasi OECD

Bisnis.com, JAKARTA—Kendati konsumsi swasta mulai terpacu pada 2013, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kawasan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) hanya mampu mencatatkan 1,5% pada tahun lalu.

Laporan OECD yang dirilis Kamis (3/4) menunjukkan pertumbuhan PDB kuartal IV/2013 sekitar 0,5%, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 0,7%. Hal tersebut dipicu oleh berkurangnya pasokan perusahaan sehingga mengurangi PDB hingga 0,1%.

“ Kontribusi konsumsi swasta naik 0,4%pada kuartal akhir tahun lalu dan penguatan net ekspor menyumbang 0,2% terhadap total PDB,” kata rilis OECD di Paris, Kamis (3/4).

Lebih lanjut, negara yang tergabung dengan OECD dan termasuk G7 masih memimpin PDB pada kuartal IV/2913. Sebanyak 3 negara G7 yaitu Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Inggris mencatatakan pertumbuhan PDB tertinggi yaitu 0,7% pada kuartal akhir tahun lalu.

OECD yang terdiri dari 34 negara ini, mengatakan faktor penyumbang terbesar pada pertumbuhan PDB Negeri Paman Sam adalah konsumsi swasta yaitu 0,6%, diikuti dengan net ekspor 0,2%. Perlambatan konsumsi pemerintah berkontribusi -0,2% terhadap PDB.

Sekadar informasi, ekonomi AS memang sempat mengalami penurunan signifikan akibat kebrutalan badai salju selama akhir tahun lalu dan awal tahun ini.

Pertumbuhan PDB Kanada terhitung stabil, melaju di angka 0,7% sedangkan AS dan Inggris melambat yaitu 1,0% dan 0,8% masing-masing pada kuartal III/2013.

Secara keseluruhan pertumbuhan PDB kawasan G7 melaju positif, meskipun masih dikategorikan melambat. Perancis dan Italia bahkan menguat menjadi 0,3% dan 0,1% pada kuartal akhir 2013, setelah terpuruk ke angka -0,1% pada kuartal sebelumnya.

Sekretaris Jenderal OECD Angel Guria mengakui pertumbuhan ekonomi mulai terlihat menguat di kawasan Eropa. Tetapi dirinya juga mengingatkan level utang pemerintah di beberapa negara Eropa masih terlalu tinggi.

“Konsolidasi fiskal akhirnya mulai mengakar, tetapi Eropa masih membutuhkan reformasi lebih lanjut untuk memperkuat ekonomi sehingga mampu mengacu penciptaan lapangan pekerjaan,” tambahnya. (Amanda K. Wardhani)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper