Bisnis.com, LONDON—Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) dan bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) pekan depan akan menandatangani kesepakatan aktivasi kliring dan penyelesaian akhir transaksi yuan di London.
Inggris sedang berusaha untuk menjadi pusat pasar offshore perdagangan mata uang China. Menurut Departemen Keuangan Inggris kesepakatan awal penetapan kerja sama antar bank sentral akan ditandatangani pada 31 Maret.
“Negara-negara barat lainnya akan mengikuti, tetapi, London saat ini memiliki banyak masalah kritis pada infrastruktur, dan hal ini dapat membantu menempatkan Inggris di posisi depan dalam perlombaan global,” kata Menteri Keuangan George Osborne via email pada Kamis (27/3/2014).
Kesepakatan ini berdasarkan jenisnya menurut Osborn akan menjadi yang pertama dari negara Asia. London bersaing dengan kota-kota Eropa, seperti Paris, Frankfurt, Zurich dan Luxembourg untuk memikat investasi China dengan menjadi pusat perdagangan yuan.
BoE pada Juni mendatang akan menjadi bank sentral pertama di Eropa yang mendirikan fasilitas currency swap dengan PBoC, guna mendukung pedagang yuan dengan menyediakan likuiditas jika diperlukan.
Menurut Departemen Keuangan yang mengutip data Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), lembaga penyedia jaringan informasi transaksi keuangan, tercatat lebih dari 60% pembayaran yuan di luar China dilakukan di London.
Manajer aset di London dapat berinvestasi langsung pada saham China dalam bentuk mata uang, tidak seperti fund manager di negara-negara Barat lainnya.
Perdana Menteri David Cameron dan Osborne sedang berusaha untuk meningkatkan perdagangan dengan negara-negara ekonomiemerging market, yang dipimpin dengan delegasi bisnis ke China pada 2013