Bisnis.com, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry ternyata sensitif jika mendengar kritik terhadap Amerika Serikat.
John Kerry pada Rabu (19/3/2014) memprotes keras Israel atas pernyataan Menteri Pertahanan Moshe Yaalon yang mengatakan bahwa pengaruh Washington semakin melemah di dunia internasional.
Dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Kerry mengatakan bahwa komentar Yaalon tidak sesuai dengan hubungan erat antara kedua negara, demikian keterangan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Jen Psaki.
"Komentar tersebut sangat tidak konstruktif," kata Psaki kepada wartawan.
"Menteri Kerry telah berbicara dengan Perdana Menteri Netanyahu pada pagi ini untuk menyuarakan protes atas komentar itu," kata dia sambil menambahkan bahwa Amerika Serikat mempunyai "komitmen tak tergoyahkan" terhadap keamanan Israel.
"Kami heran kenapa Menteri Pertahanan Yaloon terus menerus mengeluarkan pernyataan yang tidak secara akurat menggambarkan hubungan dekat antara dua negara dalam persoalan keamanan," kata dia.
Namun demikian, Psaki mengatakan bahwa Kerry telah melupakan hal tersebut dan "siap untuk terus membantu proses perdamaian."
Beberapa saat setelah pembicaraan telepon antara Kerry dan Netanyahu, Yaalon dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan bahwa "komentar saya tidak dimaksudkan untuk mengkritik ataupun menyinggung Amerika Serikat."
"Saya sangat menghargai hubungan strategis antara Israel dan Amerika Serikat," kata Psaki mengutip Kerry.
Ini bukan kali pertama Yaalon menyinggung pemerintahan Presiden Barack Obama dan Kerry.
Pada Januari lalu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengecam komentar "tidak sopan" Yaalon yang mengatakan bahwa Kerry mempunyai "obsesi yang tidak terpahami" dengan perdamaian di Timur Tengah.
Yaalon kemudian dipaksa untuk meminta maaf kepada Kerry.
Pada Selasa lalu di Universitas Tel Aviv, Yaalon mengatakan bahwa jika Amerika Serikat terus menerus menunjukkan kelemahannya dalam politik luar negeri, maka keamanan dalam negerinya akan terancam.
"Jika Anda hanya duduk dan menunggu di rumah, maka terorisme akan datang kembali," kata Yaalon sebagaimana dikutip dari harian Haaretz.
"Jika gambaran tentang Anda adalah sosok yang lemah, maka Anda tidak akan mempunyai pengaruh di dunia... Saya berharap Amerika Serikat segera menyadari hal ini karena jika tidak, maka tatanan dunia akan berubah dan merekalah yang akan dirugikan," kata Yaalon.
Dia juga mengkritik Amerika Serikat atas sikapnya terhadap Iran.
"Kami mengira Amerika Serikat akan memimpin kampanye (militer) melawan Iran. Namun mereka justru memilih untuk bernegosiasi," kata Yaalon.