Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang China Bangkrut

Zhejiang Xingrun Real Estate Co. pengembang asal China yang memiliki utang senilai 3,5 miliar yuan atau setara dengan US$566,6 miliar bangkrut dan pemegang saham terbesarnya di tahan.
Zhejiang Xingrun Real Estate Co.
Zhejiang Xingrun Real Estate Co.

Bisnis.com, BEIJING — Zhejiang Xingrun Real Estate Co. pengembang asal China yang memiliki utang senilai 3,5 miliar yuan atau setara dengan US$566,6 miliar bangkrut dan pemegang saham terbesarnya di tahan.

Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya, perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk mengembalikan utang kepada kreditur yang berjumlah lebih dari 15 bank, dengan salah satunya adalah China Construction Bank Corp. yang memegang utang lebih dari 1 miliar yuan.

“Pemegang saham mayoritas dan putranya serta perwakilan hukumnya telah ditahan dan menghadapi tuduhan penggalangan dana ilegal,” kata sumber Bloomberg pada Selasa (18/3/2014).

Kejadian bangkrutnya perusahaan yang berbasis di kota Fenghua ini menambah kekhawatiran pada ketegangan yang terjadi di sektor realestat dan terjadi kurang dari 2 minggu setelah obligasi sebuah perusahaan China mengalami default.

Ketidakmampuan Shanghai Chaori Solar Energy Science dan Technology Co. dalam membayar utang dapat menjadi momen tanggungan pemerintah China yang berbahaya. China mendorong investor untuk menilai kembali risiko kredit seperti yang sebelumnya dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan sekuritas Amerika Serikat pada 2008 lalu.

“Pengembang China yang sangat mungkin untuk mengambil kredit untuk membiayai pembelian dan investasi,” kata Patrick Chovanec, Kepala Strategi Silvercrest Asset Management Group LLC, perusahaan yang berbasis di New York.

Menurutnya ketika pertumbuhan kredit di kekang bahkan walaupun sedikit, hal itu dapat memotong permintaan, dan hal ini berpotensi menjadi titik perubahan.

Saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan realestat China terperosok setelah laporan runtuhnya perusahaan Zhejiang Xingrun dipublikasi dan menambah ke khawatiran bahwa risiko default mulai meningkat ketika ekonomi negara sedang mengalami perlambatan dan pemerintah melakukan pengetatan kredit.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper