Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkebunan Karet di Jabar Perlu Segera Diremajakan

Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Jawa Barat mengungkapkan pohon karet di kawasan itu mayoritas sudah memiliki usia 25 tahun sehingga diperlukan peremajaan.
Pemasaran karet selama ini sedang bagus, apalagi depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi peluang memperbanyak ekspor./Bisnis-Dedi Gunawan
Pemasaran karet selama ini sedang bagus, apalagi depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi peluang memperbanyak ekspor./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, BANDUNG—Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Jawa Barat mengungkapkan pohon karet di kawasan itu mayoritas sudah memiliki usia 25 tahun sehingga diperlukan peremajaan.

Penasihat Apkarindo Jabar Iyus Supriatna mengatakan mayoritas pohon karet di Jabar ditanam pada tahun 1980-1985 sehingga diperlukan pohon yang baru agar produktivitas getah karet bisa ditingkatkan.

Menurutnya, saat ini produktivitas karet di Jabar hanya mencapai 500 kilogram-1 ton karet kering per hektare per tahun.

“Bila diremajakan produktivitas bisa meningkat hingga 1,5 ton kering per ha per tahun,” katanya kepada Bisnis.com, Jumat (14/3/2014).

Dia menjelaskan peremajaan pohon karet yang dilakukan harus dipetakan secara komprehensif yakni pemerintah harus memaksimalkan penyadapan pohon karet tua dengan sentuhan teknologi sembari menyediakan lahan karet yang baru.

“Satu tahun sebelum peremajaan karet, pemerintah harus mampu memaksimalkan produktivitas karet yang tua, sehingga tidak begitu saja diganti dengan yang baru,” ujar Iyus.

Menurutnya, peremajaan karet yang dilakukan harus menggunakan klon unggul yang sesuai dengan standar  Good Agricultural Practices atau GAP, agar produktivitas karet sesuai apa yang diharapkan.

Dia menambahkan bila tidak menggunakan klon unggul maka produktivitas akan sama seperti dengan pohon karet yang sudah tua, bahkan bisa anjlok. “Produktivitas yang maksimal akan tercapai bila pemerintah memberikan bibit klon yang sudah sesuai GAP.”

Iyus juga menjelaskan potensi pengembangan hilirasi karet pun penting dilakukan mengingat wilayah perkebunan di Jabar yang mencapai 500.000 ha belum digarap optimal. “Produksi produk karet masih bisa dikembangkan, terutama untuk memenuhi kebutuhan seperti industri otomotif atau peluru.”

Pengembangan sektor perkebunan karet sangat menjanjikan dan berpotensi besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani di masa mendatang.

Dia menjelaskan pemasaran karet selama ini sedang bagus, apalagi depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi peluang memperbanyak ekspor.

Berdasarkan catatan Bisnis, luas lahan perkebunan di Jabar mencapai 66.368 dengan jumlah luas lahan mencapai 55.750 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper