Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ECB Pertajam Pedoman Moneter

Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertajam pedoman lanjutan mengenai tingkat suku bunga, dengan memberikan sebuah ukuran baru kepada investor dalam mengamati ekonomi.
Bank sentral Eropa
Bank sentral Eropa

Bisnis.com, FRANKFURT—Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertajam pedoman lanjutan mengenai tingkat suku bunga, dengan memberikan sebuah ukuran baru kepada investor dalam mengamati ekonomi.

Dalam sepekan terakhir, Presiden ECB Mario Draghi, Wakil Presiden Vitor Constancio dan Anggota Dewan Eksekutif Sabine Lautenschlaeger memperoleh seluruh bukti yang disebut output gap sebagai alasan zona euro membutuhkan suku bunga rendah walaupum pertumbuhan dan inflasi meningkat.

Draghi sedang mencoba untuk meyakinkan investor bahwa dia akan menghindari kesalahan pendahulunya, Jean-Claude Trichet, yang menaikkan biaya pinjaman pada 2011 dan secara tak sengaja meningkatkan krisis utang yang hampir meremukkan mata uang tunggal.

Pada saat yang sama, Draghi enggan untuk membatasi ruang lingkup dengan mengaitkan janji tingkat suku bunga rendah ECB kepada penyempitan angka seperti jumlah pengangguran, di mana strategi ini telah mempersulit komunikasi pada Bank of England.

“Draghi melakukan upaya yang disengaja untuk mendorong diskusi tentang kenaikan suku bunga di masa depan meskipun ada bukti bahwa pemulihan sedang mengumpulkan momentum,” kata Richard Barwell, Ekonom Senior Royal Bank of Scotland Group Plc di London pada Kamis (13/3/2014).

Menurutnya, cara yang digunakan oleh Draghi adalah strategi pertahanan untuk melawan pihak yang ingin mengaitkan pertumbuhan dengan kebijakan yang lebih ketat. Draghi memberi pesan, mengingat banyaknya pelonggaran maka hal itu tidak membutuhkan tindakan.

Meskipun tidak ada ukuran standar mengenai output gap, International Monetary Fund (IMF) memprediksi bahwa produk domestik bruto zona euro akan tetap berada di bawah potensi seharusnya untuk tahun keenam pada 2014 ini.

IMF memperkirakan kekurangan PDB, secara bertahap hanya akan menyempit menjadi 0,4% dari potensi PDB pada 2018 dari 2,5% pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper