Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sanksi Ekonomi Terhadap Iran Menimbulkan Pertanyaan

Seperti “ada udang di balik batu” mungkin menjadi kalimat yang tepat atas sanksi ekonomi yang diberikan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Iran.
Presiden SBY menerima kunjungan kehormatan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan delegasi di Kantor Presiden, Jumat (7/3/2014)/presidenri.go.id
Presiden SBY menerima kunjungan kehormatan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan delegasi di Kantor Presiden, Jumat (7/3/2014)/presidenri.go.id

Bisnis.com, JAKARTA—Seperti “ada udang di balik batu” mungkin menjadi kalimat yang tepat atas sanksi ekonomi yang diberikan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Iran.

Sanksi yang dilatarbelakangi oleh program nuklir Iran yang dianggap dapat mengancam perdamaian dunia oleh AS dan Uni Eropa ini nampaknya masih belum dapat diterima oleh pemerintah Iran.

H.E Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran meyakini bahwa program nuklir yang dahulu dijalankan oleh negaranya semata-mata untuk kebaikan dalam negeri seperti pemenuhan pasokan listrik.

Namun rupanya, program itu dinilai oleh AS dan Uni Eropa sebagai ancaman atas perdamaian dunia.

Secara resmi Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi berupa embargo minyak terhadap Iran yang berlaku pada 1 Juli 2012 lalu. UE juga membekukan aset-aset yang dimiliki oleh Bank Sentral Iran, melarang perdagangan logam mulia emas, berlian dan barang berharga milik badan publik Iran di Eropa.

“Kamu kalo mengadakan acara di Iran, minuman yang disuguhkan itu jenis soft drink buatan AS loh,” kata Dian Wirengjurit, Duta Besar Indonesia untuk Iran di Jakarta pada Jumat (7/3/2014).

Menurutnya entah bagaimana, ketika Iran diberi sanksi ekonomi, justru neraca perdagangan Iran dengan AS meningkat. Ketika neraca perdagangan antara Iran dan negara lainnya termasuk Indonesia turun, hanya dengan AS perdagangan mereka meningkat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper