Bisnis.com, JAKARTA—“Disetiap kesulitan pasti ada hikmahnya”. Kata-kata mutiara ini nampak pantas disematkan kepada Iran.
Sejak dijatuhi sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat pada 2012, praktis hubungan kerja sama ekonomi Iran dengan negara lain langsung menurun.
Diawal pemberlakuan sanksi, Iran dikabarkan mengalami krisis ekonomi yang cukup mengkhawatirkan. Banyak media internasional memberitakan penduduk negara ini kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok dan barang-barang lainnya.
Namun rupanya sanksi yang diberikan kepada Iran menurut H.E. Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, memberikan dampak yang sangat positif.
“Semenjak diberi sanksi, Iran menjadi lebih mandiri. Kami bisa memproduksi barang-barang kebutuhan penduduk di dalam negeri,” katanya dalam acara Foreign Policy of the Islamic Republic of Iran: A Global Perspective di Jakarta, Jumat (7/3/2014).
Seperti menguatkan ucapan menteri luar negeri Iran, Duta Besar Indonesia untuk Iran Dian Wirengjurit mengatakan semenjak Iran diberika sanksi oleh AS, negara itu menjadi sangat mandiri.
“Jangan salah. Dahulu saat produsen-produsen mobil Eropa keluar dari Iran karena negara itu diberi sanksi, Iran langsung buat mobnas (mobil nasional),” katanya.
Menurut Dian, bahkan proyek mobnas Iran saat ini sudah berkembang dengan pesat. “Pada tahun lalu saja Iran bisa memproduksi 1,6 juta unit mobnas. Indonesia kalah,” ujarnya sambil bergurau.