Bisnis.com, SINGAPURA—Dolar Australia naik ke level terkuat dalam lebih dari 1 minggu setelah data pada Kamis (6/3/2014) menunjukkan surplus perdagangan Januari melebar ke level tertinggi dalam 2,5 tahun dan penjualan ritel naik tiga kali lipat lebih cepat dari perkiraan ekonom.
“Ekonomi Australia adalah cerita yang bagus. 2014 tercatat sebagai yang terkuat. Mudah-mudahan ini akan menyebar dengan cepat ke dalam bisnis dan sentimen konsumen” kata Annette Beacher, Kepala Riset Asia-Pacific TD Securities Inc. di Singapura pada Kamis (6/3/2014).
Dolar lokal naik terhadap 16 mata uang utama setelah biro statistik melaporan surplus perdagangan senilai 1,43 miliar dolar Australia atau setara dengan US$1,29 miliar, dengan dipimpin oleh pengiriman yang lebih tinggi pada bijih besi dan emas.
Surplus perdagangan ini melanjutkan data pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya telah diumumkan sebelumnya, dan memacu harapan para pedagang keuangan kepada bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) untuk menaikkan tingkat suku bunga pada tahun depan.
Dolar Australia naik 0,35 menjadi 90,11 sen AS di Sydney, setelah sebelumnya menyentuh 90,33 yang menjadi angka tertinggi sejak 25 Februari. Imbal hasil obligasi 10-tahun pemerintah Australia naik empat basis poin menjadi 4,1%.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah jatuh tempo 3-tahun yang paling sensitif terhadap ekspektasi suku bunga naik hingga 2,93%, merupakan level yang tidak terlihat sejak 26 Februari.
Penjualan ritel Australia pada Januari naik 1,2%, merupakan kenaikan terbesar dalam 11 bulan dan lebih tinggi 0,4% dari perkiraan ekonom sebelumnya. Peningkatan dipimpin oleh pengeluaran yang lebih tinggi pada department store, kafe dan restoran.
Di antara negara-negara Australia, New South Wales memimpin kenaikan, dengan penjualan naik 2,1%, lebih baik jika dibandingkan dengan penurunan 0,3% pada pusat pertambangan di Australia Barat.
Sebelumnya RBA telah memangkas suku bunga acuan sebesar 2,25% dari akhir 2011 sampai Agustus tahun lalu hingga menyentuh rekor terendah 2,5%, hal ini dilakukan untuk membantu menaikkan harga rumah dan persetujuan membangun.