Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Kepercayaan Konsumen AS Turun

Tingkat kepercayaan konsumen pada Februari turun di bawah perkiraan akibat kekhawatiran tentang arah ekonomi Amerika Serikat tumbuh mengalahkan persepsi perbaikan atas kondisi ekonomi saat ini.
Konsumen ritel di AS/Reuters
Konsumen ritel di AS/Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON—Tingkat kepercayaan konsumen pada Februari turun di bawah perkiraan akibat kekhawatiran tentang arah ekonomi Amerika Serikat tumbuh mengalahkan persepsi perbaikan atas kondisi ekonomi saat ini.

Menurut kelompok riset swasta yang berbasis di New York, indeks Conference Board turun menjadi 78,1 dari revisi sebelumnya 79,4 pada Januari, dan hasil ini menunjukan angka yang lebih lemah dari perkirakan. Laporan lain menunjukan harga rumah naik pada kecepatan yang lebih lambat.

Lebih sedikitnya penduduk Amerika yang percaya bahwa kondisi bisnis akan membaik dalam 6 bulan ke depan, telah memicu kecemasan pada prospek pekerjaan dan pendapatan sehingga meninmbulkan risiko menghambat pengeluaran konsumen.

Negara dengan ekonomi terbesar di dunia perlu meningkatkan pembelian rumah tangga untuk keluar dari perlambatan ekonomi pada kuartal pertama yang disebabkan oleh buruknya cuaca musim dingin telah menahan pengeluaran perumahan, manufaktur dan perekrutan karyawan.

“Konsumen merasa bahwa ekonomi sudah lebih baik, tetapi tidak terlalu yakin bahwa momentum itu akan terus berlanjut ke depannya,” kata Stephen Stanley, Kepala Ekonom Pierpont Securities LLC di Stamford pada Rabu (26/2/2014).

Menurutnya, hal penting yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada prospek ekonomi negara adalah perbaikan yang lebih substansial pada pasar tenaga kerja.

Menurut rata-rata perkiraan terhadap 82 ekonom dalam survei Bloomberg, kepercayaan konsumen akan turun menjadi 80 dari laporan sebelumnya pada Januari yakni 80,7. Perkiraan itu berkisar 75-86. Sementara indeks rata-rata saat resesi yang berakhir pada Juni 2009 adalah 53,7.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper