Bisnis.com, JAKARTA - Rektor UGM Pratikno menyerahkan semua data dan surat terkait dugaan plagiarisme yang dilakukan oleh Anggito Abimanyu, dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta, kepada dewan kehormatan dan kode etik dosen.
Dewan etik melakukan analisis secara mendalam berupa review data serta melakukan klarifikasi berbagai pihak yang mengetahui atau terkait dugaan pagiarisme tersebut.
Pratikno memperkirakan proses tersebut membutuhkan waktu 3 bulan. "Mungkin sekitar itu [3 bulan], saya belum tahu sebagaimana kompleksnya, " katanya seusai seminar Hasil Survei Demokrasi Indonesia 2013 di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Pada prinsipnya, lanjutnya, UGM menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran sebagai basis dewan kehormatan dan kode etik dosen melakukan telaah. Hasil telaah akan dibahas oleh berbagai forum, seperti majelis guru besar atau juga ke senat akademik.
Sebelumnya, pada 17 Februari 2014 Anngito Abimanyu mundur dari UGM lantaran dituding melakukan plagiarisme terhadap Hotbonar Sinaga terkait dengan tulisan opini Gagasan Asuransi Bencana'yang dimuat Kompas pada 10 Februari 2014. Tulisan itu sama dengan opini Hotbonar Sinaga pada 21 Juli 2006 berjudul Menggagas Asuransi Bencana.
Penulis Kompasiana dengan akun 'Penulis UGM' menuding Anggito menjiplak tulisan orang. Dirjen Haji dan Umroh Kementerian Agama tersebut meminta maaf kepada seluruh civitas UGM karena kekhilafannya dalam sesi jumpa pers yang juga dihadiri oleh para mahasiswa.
Pratikno belum mengabulkan pengunduran diri tersebut karena masih menunggu hasil telaah dewan kehormatan dan etik dosen. Saat ini posisi Anggito tidak diberi tugas-tugas akademik apapun mulai dari mengajar dan seterusnya sampai ada keputusan dari dewan etik
Dewan ini dibentuk otonom, terhormat karena diberi mandat oleh organ-organ yang ada di UGM untuk mengawal implementasi etika di Universitas Gadjah Mada. Dia berharap adanya kasus ini menjadi peringatan bagi civitas akademika agar semakin berhati-hati.
"Masalah besar kan tidak selalu muncul dari masalah yang besar. Terkadang hal-hal kecil jadi masalah besar," katanya.