Bisnis.com, SYDNEY--Tawaran Australia untuk menjual proyek infrastruktur milik negara guna membantu pendanaan proyek-proyek baru akan menarik perhatian G-20. Australia berspekulasi bahwa rencana ini akan memacu pekerjaan seperti yang telah terlaksana di Melbourne dan relevan bagi Moskow, Mumbai serta Michigan.
Australia hendak mengkoordinasikan strategi ini kepada negara-negara yang sarat muatan utang di seluruh dunia dan sedang mengalami penuaan jalan serta jembatan agar berinvestasi dalam proyek-proyek baru.
Di dalam negeri, Bendahara Australia Joe Hockey sedang bekerja pada program penjualan proyek, yang kemudian uangnya akan disalurkan pada proyek-proyek baru guna mempertahankan investasi bisnis, dan hal ini memperlihatkan respon yang hangat dari rendahnya suku bunga Australia.
Seluruh negara harus meningkatkan potensi pertumbuhan suku bunga mereka,” kata Mike Callaghan, Kepala Pusat Studi G-20 di Lowy Institute di Sydney pada Rabu (19/2).
Menurutnya, negara seperti Australia, Amerika Serikat dan Inggris perlu meningkatkan infrastruktur yang merupakan bagian dari strategi pertumbuhan masing-masing.
Perusahaan konsultasi Mckinsey & Co. memproyeksi, pertumbuhan produk domestik bruto global pada investasi infrastruktur akan membutuhkan dana senilai US$57 triliun hingga 2030. Hal ini hampir 60% lebih dari nilai US$36 triliun yang dihabiskan pada periode 18 tahun lalu. (Bloomberg)