Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Belanda sepakat menjalankan riset bersama mengenai logistik dan masalah transportasi.
Sebagai langkah awalnya, dalam waktu dekat sejumlah mahasiswa dari beberapa universitas sains terapan di Belanda akan melakukan riset di Tanah Air.
Sementara itu, mahasiswa RI dari beberapa universitas a.l. ITB, ITS, UGM dan Sekolah Bisnis Internasional Trisakti (TIBS) Jakarta akan melakukan riset di Belanda.
Rombongan mahasiswa Belanda sendiri sudah tiba di Indonesia pertengahan Februari. Mereka berasal dari universitas sains terapan, yakni HAN of Applied Sciences-Arnhem, NHTV of Applied Sciences-Breda, dan Rotterdam University of Applied Sciences.
“Mereka akan mengadakan penelitian di beberapa perusahan logistis di Indonesia,” kata Mervin Bakker, Director Nuffic-NESO (Netherlands Education Support Office) Indonesia, di Jakarta, Senin (17/2/2014).
Dia menuturkan kedua negara sepakat melanjutkan kerjasama dalam hal riset bidang logistik, melalui program Living Lab Logistics (LLL).
Kerja sama yang melibatkan sejumlah universitas, dan perusahaan di kedua dua Negara ini, diprakarsai oleh Netherlands Universities Foundation for International Cooperation (Nuffic), sebuah lembaga Belanda untuk kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi.
Frits Blessing, koordinator LLL menambahkan kerja sama riset ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Akan terus diperpanjang dengan fokus riset di wilayah Indonesia bagian Timur.
Menurut Frits, melalui program ini para mahasiswa, dosen, dan peneliti dari pendidikan tinggi yang memiliki keahlian di bidang logistik, dihubungkan dengan perusahaan yang bergerak di bidang serupa.
“Diharapkan sumber daya manusia kedua negara makin pesat, karena proses alih teknologi berjalan efektif. Hal itu juga bisa memunculkan inovasi baru, serta mendukung pengembangan akademik perguruan tinggi,” ungkapnya.
Elly Sinaga Adriana, Dirjen Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, yang hadir dalam pertemuan para mahasiswa yang ikut riset LLL tersebut, mengatakan kerja sama ini diharapkan dapat mengembangkan berbagai proyek penelitian terapan di dua negara.
Menurut dia, proyek tersebut hendaknya mengarah pada percontohan dan prototype, yang nantinya bisa diterapkan pada logistik ketahanan pangan, dengan fokus pada Indonesia Timur.