Bisnis.com, TOKYO - Ekonomi Jepang pada kuartal IV-2013 tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan karena belanja konsumen, investasi bisnis, dan kinerja ekspor mengecewakan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran memudarnya momentum pertumbuhan menjelang rencana kenaikan pajak penjualan.
Menurut data yang dirilis pada Senin (17/2/2014), ekspansi ekonomi sebesar 0,3% pada periode Oktober-Desember jauh di bawah rata-rata perkiraan yakni 0,7% dan hanya mengikuti pertumbuhan 0,3% pada Juli-September.
“Pelemahan kinerja ekspor memberi pengertian tentang risiko, bahwa ekonomi Jepang secara signifikan mungkin akan jatuh setelah April,” kata Takuji Okubo, kepala ekonom Japan Macro Advisors di Tokyo.
Menurutnya, Perdana Menteri Shinzo Abe harus segera menunjukkan kepada pasar bahwa dirinya dapat memberikan reformasi. Saat ini adalah kuartal keempat yang mengalami pertumbuhan berturut-turut, merupakan fase terbaik bagi perekonomian terbesar ketiga di dunia ini selama lebih dari 3 tahun.
Menurut Kantor Kabinet, produk domestik bruto secara tahunan meluas 1% dari kuartal sebelumnya. Pencapaian ini lebih rendah dari rata-rata proyeksi sebesar 2,8% dalam survei Bloomberg News kepada 37 ekonom, dengan perkiraan terendah adalah 1,1%.
Sementara itu, belanja modal naik ke tingkat tertinggi dalam 2 tahun serta angka konsumsi juga terangkat, namun defisit perdagangan dari lonjakan impor dan keuntungan ekspor yang terbatas telah mempengaruhi ekspansi.