Bisnis.com, PASER - Operasional Pelabuhan Pondong, pelabuhan hasil kerja sama antara PT Pelindo IV , Pemerintah Kabupaten Paser dan Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan (KUPP), untuk melayani penumpang akan segera dilakukan paling lambat dalam satu bulan ke depan.
Kasubid Angkutan Laut Dalam Negeri Direktorat Lalu Lintas Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Dody Triwahyudi mengatakan kepastian tersebut berdasarkan hasil uji kelayakan yang dilakukan sejak Jumat (14/2/2014) sekaligus uji coba operasional KM Binaiya.
"Hanya tinggal beberapa item saja yang dilengkapi seperti rambu-rambu untuk kapal saat masuk ke dermaga," ujarnya usai uji coba tersebut, Minggu (16/2/2014).
Adapun, rute KM Binaiya yang berkapasitas 1.280 orang itu mulai dari Balikpapan - Paser - Belang-Belang - Barru - Batulicin - Surabaya - Sampit - Semarang. Karena rute yang panjang tersebut, kemungkinan akan ada evaluasi rute setelah berjalan selama tiga bulan.
General Manager Pelindo IV Cabang Balikpapan M. Basir mengatakan operasional pelabuhan ini untuk membuka akses dan mendekatkan penumpang yang berada di Kabupaten Paser dan 5 kabupaten lain yang berada di sekitarnya yang selama ini harus menuju Balikpapan atau Batulicin.
Basir menambahkan uji coba sudah dilakukan sejak Oktober 2013 di Pelabuhan Pondong tetapi baru untuk kapal peti kemas. Adapun, untuk kapal penumpang uji coba baru dilakukan kali ini.
Pelabuhan Pondong memiliki area seluas 9 hektare dengan panjang dermaga sepanjang 170 meter. Dari luas pelabuhan tersebut, 1 hektare diantaranya akan digunakan sebagai lapangan penumpukan peti kemas.
Pelabuhan tersebut nantinya akan dijadikan hub bagi daerah di sekitar kabupaten yang terletak di ujung selatan Kalimantan Timur ini. Keberadaan pelabuhan ini diyakini bisa memangkas jalur distribusi yang selama ini mengandalkan pasokan dari Banjarmasin melalui jalur darat.
"Dengan terbukanya [Pelabuhan] Pondong, akan mendekatkan akses sehingga harga barang bisa lebih murah," katanya.
Kendati demikian, masih banyak penambahan dan penyempurnaan fasilitas yang harus dilakukan oleh Pelindo Cabang Balikpapan seperti penyediaan kursi penumpang di ruang tunggu dan penambahan jalan akses dari pelabuhan ke dermaga. Selain itu, penyediaan air bersih juga tangki bahan bakar juga diperlukan untuk keperluan kapal yang sandar.
Nilai investasi yang dikeluarkannya, imbuh Basir, cukup besar karena pihaknya juga harus menyediakan fasilitas untuk peti kemas. Dia mencontohkan untuk pematangan lahan sebagai areal penumpukan peti kemas setidaknya menelan investasi sekitar Rp10 miliar.
Volume pertumbuhan kapal pun diyakininya bakal meningkat dalam waktu cepat karena letaknya yang strategis. Selain itu, komoditas perkebunan yang menjadi andalan bagi Kabupaten Paser bisa menjadi faktor penarik minat kapal yang datang. "Jadi hampir semua kapal yang singgah saat kembali tetap memperoleh muatan," tukasnya.
Mengenai kemungkinan akan berkurangnya pendapatan dari Pelabuhan Semayang, Basir berpendapat hal tersebut bisa dicarikan solusi alternatif. Persiapan untuk pengembangan bisnis ke depan tentunya akan dilakukan agar pendapatan tidak tergerus.
General Manager PT Pelni Cabang Balikpapan Suaidi mengatakan pembukaan rute segera dilakukan setelah ada perintah dari Kementerian Perhubungan, Pembukaan rute dari Paser diharapkan dapat mengurangi konsentrasi penumpang di Pelabuhan Semayang hingga 30% saat peak season.