Bisnis.com, SYDNEY—Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi, sebagai cerminan pelemahan mata uang serta menegaskan perubahan kepada sikap kebijakan yang netral.
“Selama beberapa bulan terakhir, telah terlihat bahwa kebijakan moneter lebih lanjut telah bekerja untuk menstimulus dan mendukung aktivitas ekonomi,” kata RBA dalam pernyataan kebijakan moneter kuartalan di Sydney pada Minggu (9/2/2014).
Bank sentral memproyeksikan inflasi inti tahunan sebesar 3% yang berakhir pada Juni, naik setengah poin lebih tinggi dibandingkan dengan yang terlihat pada 3 bulan sebelumnya, serta target 2,25% menjadi 3,25% hingga Desember 2014.
Proyeksi itu mengungkapkan ketidakpastian atas apa yang mendorong kenaikan harga pada kuartal terakhir dan menyatakan bahwa RBA mengharapkan agar inflasi sesuai dengan target selama priode proyeksi.
Mata uang Australia jatuh sekitar 5% dalam 3 bulan terakhir, merupakan kinerja terburuk di antara 10 mata uang kawasan, sehingga mengurangi tekanan pada beberapa industri seperti pariwisata dan membantu usaha RBA dalam menyeimbangkan kembali ekonomi dari menjauhnya sumber investasi.
“Produk domestik bruto diperkirakan akan meningkat sebesar 2,75% selama setahun hingga Juni, dan 2,25% menjadi 3,25% hingga Desember, terutama karena nilai tukar yang lebih rendah diharapkan dapat meningkatkan ekspor dan menahan impor," katanya RBA.
Proyeksi itu naik dari perkiraan pada November yakni pertumbuhan 2,5% dalam setahun hingga Juni dan 2%-3% untuk 12 bulan hingga Desember. Dolar Australia diperdagangkan pada 89,42 sen AS pada Jumat (9/2) di Sydney.