Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat pemilih dinilai tidak akan memilih calon presiden yang pintar atau cerdas dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 mendatang, tetapi lebih condong kepada calon yang jujur dan melaksanakan aspirasi rakyat.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan pemimpin yang pintar dan cerdas dianggap sudah biasa di mata masyarakat pemilih.
“Sebagaimana kita ketahui, selama ini calon-calon presiden yang mencuat saat ini bukan orang biasa lagi. Mereka sangat pintar-pintar,” ujarnya dalam Seminar BUMN Outlook 2014 Menyambut Masyarakat Ekonomi Asean 2015 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia dan BUMN Track, Rabu (29/1/2014).
Menurutnya, keinginan pemilih itu sudah mulai terlihat pada sejumlah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di beberapa daerah, seperti Ridwan Kamil di Kota Bandung, Bima Arya di Kota Bogor, dan sejumlah contoh lainnya.
Dia tak menampik virus 'Jokowi' yang terjadi selama ini bisa menjadi senjata utama bagi PDI Perjuangan dalam Pemilu dan Pilpres tahun ini.