Bisnis.com, KIEV—Krisis politik di Ukraina semakin mendalam selama akhir pekan, setelah tawaran Presiden Viktor Yanukovych untuk berbagi kekuasaaan dengan oposisi gagal untuk mengakhiri kerusuhan anti-pemerintah.
Pemimpin oposisi, Arseniy Yatsenyuk, Vitali Klitschko dan Oleh Tyahnybok akhir pekan lalu mendesak demonstran untuk terus mendorong pengunduran diri presiden dan mengadakan pemilu mendadak setelah presiden menawarkan untuk menyerahkan pekerjaan ketua kabinet.
Dewan Perwakilan Rakyat akan menggunakan istirahat musim dingin mereka untuk memberikan suara mosi tidak percaya kepada pemerintahan, sebagai upaya untuk mencabut undang-undang anti-protes pada bulan depan.
Negara dengan 45 juta jiwa penduduk, merupakan rute utama bagi pengiriman hasil energi Rusia ke kawasan Eropa ini telah mengalami krisis politik yang kronis dan untuk pertama kalinya mematikan dalam 22 tahun kemerdekaannya.
“Tampaknya tidak ada ruang tersisa untuk kompromi, untuk oposisi ini adalah situasizero sum dan Yanukovych harus pergi,” ujar Lilit Gevorgyan, Ekonom Senior IHS Global Insight. Menurutnya, demonstrasi hanya meningkatkan risiko kekerasan dalam skala besar dan tekanan pada presiden untuk meninggalkan kantornya.