Bisnis.com, BANGKOK - Pengunjuk rasa antipemerintahan Thailand berjanji untuk mempertahankan blokade di pusat pemerintahan Bangkok hingga Perdana Menteri Yingluck Shinawatra setuju untuk mengundurkan diri.
“Kami tidak akan berkompromi dengan permintaan kami agar Yingluck mundur sebelum pemilu,” ujar Suthep Thaugsuban, Pimpinan Demonstran serta mantan anggota oposisi Partai Demokrat di Bangkok, Senin (13/1/2014).
Menurutnya, hanya terdapat dua cara jalan kelaur untuk menghentikan aksi unjuk rasa itu, yakni Demonstran menang dengan pengunduran diri Yingluck atau pengunjuk rasa kalah dan masuk penjara.
Perdana Menteri telah mengahadapi lebih dari dua bulan aksi unjuk rasa di jalanan yang dipimpin oleh Suthep. Pengunjuk rasa juga menuntut pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada Februari di undur hingga anggota parlemen Thailand menemukan “orang baik” untuk di calonkan.
Suthep sendiri tengah menghadapi tuduhan pembunuhan karena memerintah untuk melakukan tindakan keras mematikan terhadap demonstran pro-Thaksin Shinawatra yang notabene-nya adalah kakak kandung Yingluck pada 2010, ketika Partai Demokrat sedang berkuasa.
“Tidak ada acara mencapai win-win situation,” ujar Suthep, yang juga mendapatkan surat penangkapan luar biasa atas tuduhan pemberontakan atas aksi memimpin protes ini. Menurutnya, salah satu pihak harus menang dan yang lain kalah.
Dia mengatakan tidak akan melakukan kompromi. Rakyat harus dapat menyingkirkan sistem Thaksin dan mereformasi negara. Reformasi menurutnya akan dilakukan oleh orang-orang yang menjalankan aturan tanpa keterlibatan politisi.