BERLIN – Bank Sentral Eropa atau ECB (European Central Bank) diyakini tidak akan memangkas suku bunga acuannya melebihi rekor terendah 0,25% saat ini, karena mereka merasa proses pemulihan zona euro mulai membuahkan hasil.
Hal tersebut diungkapkan oleh mingguan Der Spiegel dalam sebuah wawancara dengan Presiden ECB Mario Draghi, yang meyakinkan ‘tidak ada kebutuhan mendesak’ bagi bank sentral Eropa itu untuk kian melonggarkan moneternya.
“Saat ini, kami belum perlu melakukan tindakan mendesak atas suku bunga acuan. Krisis belum selesai, tapi ada banyak pertanda menguatkan,” demikian ujar pimpinan ECB asal Italia itu, sebagaimana dikutip Spiegel, Minggu (29/12/2013).
Bulan lalu, ECB memangkas suku bunga sejumlah 0,25 poin menjadi 0,25% dari 0,5% di tengah kekhawatiran perekonomian zona euro akan terus tertekan akibat lambatnya laju inflasi.
Namun, kini Draghi menilai blok bermata uang tunggal itu relatif cukup aman dari potensi deflasi. Dia mengklaim zona euro tidak sedang dalam posisi sebagaimana tengah dihadapi Jepang.
Orang nomor satu di bank sentral yang berbasis di Frankfurt itu juga menyatakan pertanda pemulihan zona euro tercermin dari kebangkitan beberapa negara, menyusutnya selisih neraca perdagangan Eropa, dan berkurangnya defisit anggaran.
Perbaikan itu, menurut Draghi, jauh lebih baik dari apa yang diproyeksikan ECB setahun lalu. Padahal, pemulihan zona euro nyaris macet pada kuartal III/2013 setelah PDB hanya bertumbuh 0,1% akibat resesi di Italia dan perekonomian Prancis yang stagnan.
Berdasarkan data terakhir yang dilansir oleh Komisi Eropa, produksi manufaktur kawasan 17 negara tersebut mulai naik, diiringi dengan peningkatan sentimen konsumen yang melampaui estimasi para analis pada Desember.