Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 Partai Diprediksi Lolos Ke Senayan, PKS dan PAN Terdepak

Kajian politik yang dilakukan oleh Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) memproyeksikan hanya ada enam partai yang lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 3,5% dalam pemilu legislatif 2014.

Bisnis.com, JAKARTA—Kajian politik yang dilakukan oleh Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) memproyeksikan hanya ada enam partai yang lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 3,5% dalam pemilu legislatif 2014.

Keenam partai tersebut adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).  

Secara khusus, Direktur Eksekutif SSS Ari Nurcahyo menyoroti bahwa tiga partai yang saat ini duduk di DPR RI kemungkinan ‘terdepak’ dari kursi rakyat pada tahun depan.

Ketiga partai itu adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Secara berturut-turut, perolehan kursi di Senayan dari ketiga partai ini adalah 10,17%, 8,21%, dan 3,04%.   

“Isu korupsi anggota-anggotanya [PKS], sangat mempengaruhi preferensi publik. Soalnya PKS membawa isu keislaman dalam partainya,” katanya, Kamis (12/12/2013).   

Adapun PAN, jelas Ari, elektabilitasnya diperkirakan menurun karena faktor ketokohan. Menurutnya, terdapat korelasi yang kuat antara tokoh dan partai politik di mana saat suatu tokoh mundur dari kekuasaan, partai yang bersangkutan akan ditinggalkan pemilihnya.

“PAN elektabilitasnya tinggi saat dipegang Amien Rais, tetapi ketokohan penerusnya ternyata kurang kuat dan tidak mampu mengerek elektabilitas partai,” ujarnya.

SSS menilai rendahnya elektabilitas Hanura diperkirakan karena adanya opini negatif dari publik yang menganggap bahwa pasangan capres-cawapres dari Hanura, Wiranto-Hary Tanoesoedibjo, yang memakai media secara tidak proporsional dalam mengampanyekan dirii mereka.

“Penilaian publik atas netralitas media dan digunakan secara proporsional menjadi sorotan penting,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hedwi Prihatmoko
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper